Sabtu, 4 Oktober 2025

Keluhan Dokter Soal Susahnya Kantongi 'Surat Sakti' Kemenkes Jadi Viral

Keluhan seorang dokter terkait rumitnya dapat surat sakti Kemenkes untuk menebus alat kesehatan di pelabuhan jadi viral di medsos. Begini ceritanya.

Editor: Y Gustaman
Digital Trends
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Rumitnya mengurus perizinan di Kementerian Kesehatan terkait rekomendasi hibah alat kesehatan beredar di Facebook dan menjadi viral.

Curahan hati soal itu ditayangkan pemilik akun Facebook bernama Erta Priadi Wirawijaya. Penelusuran Tribun Jabar, Erta bekerja sebagai seorang dokter di sebuah rumah sakit di Kabupaten Bandung Barat.

Dalam tulisannya, Erta mengeluhkan rumitnya mendapatkan rekomendasi hibah dari Kemenkes. Padahal, rekomendasi itu penting agar pihaknya dapat membongkar kontainer yang tertahan di pelabuhan.

Baca: Pengakuan Dokter Kena Pingpong saat Minta Rekomendasi Kemenkes

Menurut Erta, kontainer tersebut berisi alat kesehatan bantuan lembaga nonpemerintah dari luar negeri. Alat kesehatan itu sebagai sarana dan prasarana pelengkap untuk pasien di rumah sakit tempat Erta bekerja.

Tak sedikit netizen menyampaikan simpati. Satu di antaranya pemilik akun Nora Lina. "Sabar dokter, semoga ini bisa cepat terselesaikan. Semoga yang berwenang membaca ini," begitu tulis Nora.

Yulianti Sucita mengamini usulan Nora. Ia ingin membantu Erta dengan menyebarkannya melalui media sosial. "Izin share dok. Semoga saja ada yang menyampaikan ini ke Pak Jokowi langsung ya," tulis Yulianti.

Unggahan ini muncul di Facebook milik Erta pada 14 Oktober 2016 pukul 18.32 WIB. Keluh kesahnya sudah 229 kali dibagikan netizen hingga Senin (17/10/2016) pukul 19.11 WIB.

Berikut unggahan lengkap yang ditulis Erta di Facebooknya:

Alasan saya cari donasi alkes itu sederhana, saya tidak ingin pasien-pasien kami terbebani dengan biaya kesehatan yang mahal. Saya ingin layanan kesehatan yang diberikan di ‪Rumah Sakit Karisma menjadi terjangkau untuk semua pasien-pasien kami. Karena itulah dulu saya aktif mencari bantuan ke sana-ke sini. Alhamdullilah akhirnya saya temukan sebuah NGO yang mau membantu kami, mereka siap mengirimkan alat kesehatan yang kami butuhkan, tidak tanggung-tanggung mereka mengirimkan 1 buah konteiner untuk rumah sakit kami. Di dalamnya ada bed ICU, ventilator, CPAP, patient monitor, mesin anestesi, bahkan mereka mengirimkan manekin untuk pelatihan resusitasi.‬

‪Tapi tidak disangka-sangka, kiriman itu gagal masuk indonesia, alasannya sederhana, tidak ada rekomendasi Kementerian Kesehatan. Padahal perwakilan kami sudah berulang kali bertamu ke Jakarta untuk mengurus izin yang diperlukan. Bolak-balik Bandung-Jakarta untuk memperjuangkan sebuah konteiner yang isinya adalah alat-alat yang memungkinkan kami membantu sesama manusia dengan lebih baik.‬

‪Rumah Sakit Karisma Cimareme selalu berusaha untuk memberikan layanan terbaiknya. Pasien tidak mampu yang datang berobat tidak kami tolak, kami tangani dan kami beri keringanan biaya. Setiap pasien BPJS yang datang berobat ke rumah sakit kami selalu kami layani secara maksimal, tanpa dipungut biaya tambahan. Anda boleh datang ke rumah sakit kami, tanyakan ke pasien-pasien kami, mengenai layanan yang kami berikan. Apa yang kami lakukan, mencari hibah alat kesehatan, itu semata-mata kami lakukan untuk menolong pasien-pasien kami, tapi kenapa dipersulit!!‬

‪Hari demi hari perwakilan kami mampir ke Kementreian Kesehatan untuk mengurus surat sakti "rekomendasi" hibah. Tapi tidak kunjung membuahkan hasil.‬

‪Bu Menkes YTH bukan hanya waktu dan uang kami yang habis untuk urusan izin-izinan ini, nyawa manusia bisa jadi banyak yang hilang. Untuk Ibu ketahui saat ini hampir mustahil untuk merujuk pasien ke rumah sakit lain dengan fasilitas ruang intensif. Kami membutuhkan fasilitas itu. Anda yang tidak mengizinkan alkes hibah masuk sama saja anda membunuh orang.‬

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved