Dimas Kanjeng Ditangkap
Haji Mansyur Gadaikan Surat Rumah Keluarga demi Dimas Kanjeng
Tetangga korban, Haji Mahfud mengungkapkan ketiga tetangganya dulu sekitar tahun 2015 setor uang ke Padepokan Dimas Kanjeng yang ada di Jalan Cargo.
"Tahunya dulu dia pernah ikut ke Madura. Sistemnya itu wiritan kayak istiqosah (dzikir). Awalnya pertama di situ. Terus berkelanjutan, sampai ke hal ini (setor uang). Memang tujuan awalnya wirit. Wirit-nya di sini sampai ke Probolinggo. Keluarga tidak pernah tahu kalau almarhum menyetorkan uang dalam jumlah besar ke sana. Apa yang dilakukan itu nggak pernah cerita, Cuma yang ditonjolkan itu wirit," ucap Anto mengawali ceritanya, Minggu (2/10/2016).
Uang yang disetorkan itu bersumber dari uang hasil pinjaman.
Termasuk menggadaikan surat rumah keluarga sebagai jaminan untuk deposito kepada Dimas Kanjeng.
Surat rumah milik keluarga digadaikan di bank senilai kurang lebih Rp 230 juta pada tahun 2010.
Haji Mansyur menceritakan perihal digadaikannya surat rumah kepada sejumlah kenalannya, namun tak memberitahu kepada sang istri lantaran takut memicu pertengkaran.
Uang yang sejatinya digunakan untuk modal berdagang malah diberikan Dimas Kanjeng, lantaran iming-iming uangnya akan digandakan hingga jumlahnya menjadi berlipat-lipat.
Namun itu ternyata hanya PHP (pemberi harapan palsu).
Sebaliknya yang ada hanya utang. Besarnya jumlah utang yang diwariskan almarhum membuat keluarga yang ditinggalkannya terkejut sekaligus bersedih.
"Barang nggak ada malah ada utang. Kalau uang Rp 200 juta dibikin dagangan seisi rumah bisa penuh. Karena uang nggak masuk rumah berarti ya larinya ke sana. Bahkan rumah sempat mau dijual, tetapi alhamdulilah belum sempat terlaksana," ujar Anto.
Almarhum Haji Mansyur, kata Anto, tidak gampang mengeluarkan uang untuk tujuan tidak jelas.
Karena itu, ia merasa heran almarhum bersedia merogoh kocek hingga berutang banyak hanya demi menyetorkan uang ke Dimas Kanjeng.
"Dulu mau beli burung seharga Rp 100 ribu aja mikir kok. Saya nggak tahu apa yang menyebabkan kakak saya terpengaruh memberikan uangnya. Pasti ada caranya, saya yakin. Sebab kakak saya bukan orang yang gampang dipengaruhi," kata Anto.