Rabu, 1 Oktober 2025

Kematian Pasien Sakit Perut Janggal, Keluarga Dilarang Buka Kain Pembungkus Jenazah

Keluarga mencium kematian Sumarsih (44) janggal. Petugas ruamh sakit melarang keluarga membuka kain pembungkus jenazah.

Editor: Y Gustaman
Net
Ilustrasi jenazah. 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kepolisian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah memanggil lima tenaga medis Rumah Sakit Umum Rachma Husada.

Mereka akan dimintai keterangan terkait dugaan malapraktik kematian Sumarsih (44), warga Dusun Tulung, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong. Hingga kini mereka masih berstatus sebagai saksi.

Kepala Unit II Subdit III Ditreskrimsus Polda DIY, Kompol Bambang Priyana, menjelaskan lima tenaga medis yang diperiksa di antaranya satu dokter, dua perawat dan dua petugas medis.

Bambang belum bisa menyampaikan hasil klarifikasi tersebut. "Saat ini berarti ada total lima tenaga medis yang sudah kami periksa,” kata Bambang, Kamis (1/9/2016).

Sebelumnya, pihak RSU Rachma Husada cukup sulit diklarifikasi terkait dengan kasus dugaan malapraktik ini. Kasus ini sudah masuk penyidikan, tapi belum ada tersangkanya.

Penyidik beralasan akan menggelar perkara kasus ini berdasarkan keterangan dan hasil pemeriksaan dari saksi pelapor, terlapor dan dilengkapi dengan saksi ahli.

“Kami akan berkonsultasi dengan saksi ahli terkait dengan hal ini. Pemeriksaan saksi pun nantinya juga akan terus berkembang dan masih akan banyak saksi,” kata Bambang.

Pihak RSU Rachma Husada masih tertutup dengan pemanggilan lima petugas medis yang diminta keterangan terkait dugaan malapraktik ini.

Kuasa Hukum RSU Rachma Husada, Tri Suyud Nusanto, yang sebelumnya gencar berbicara kini mulai menahan diri memberikan komentar.

Sebelumnya, mereka mengklaim pihak rumah sakit sudah menangani pasien bernama Sumarsih itu sesuai prosedur. Tidak ada kejanggalan dan malapraktik dalam kematiannya.

Belakangan Tri Suyud irit bicara dengan media jika dikonfirmasi terkait status kasus yang sudah naik menjadi ke penyidikan. Dia juga justru meminta para wartawan langsung mengonfirmasi ke Yayasan Bina Husada.

Dia memberikan penekanan jika ketua yayasan tersebut sangat dekat dengan aparat yang berpangkat jenderal.

“Silakan hubungi Ketua Yayasan Bina Mitra Husada bapak Arif Wijaya Kusuma saudaranya jenderal,” kata Suyud dalam pesan singkatnya.

Kematian Sumarsih berawal dari keluhan sakit perut atau maag yang dideritanya pada 10 Mei silam. Setelah dirawat semalam di ruang VIP RSU Rachma Husada, Sumarsih meninggal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved