Jumat, 3 Oktober 2025

Sengketa Tanah TNI AU

Kepala Penerangan Lanud Soewondo Akui Pegang Dompet Safrin

"Kalau dompet dan handphone ada di saya. Sudah dapat tadi. Ini masih saya kantongi."

Editor: Mohamad Yoenus
Tribun Medan/Ryan Achdiral Juskal
Andri Safrin wartawan MNC TV saat mendapat perawatan di IGD RS Mitra Sejati. Andri dan Array A Argus wartawan Tribun Medan mengalami luka akibat dianiaya oknum TNI AU 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kepala Penerangan Lanud Soewondo Mayor Jhoni Tarigan mengatakan, setelah adanya pembubaran masyarakat yang blokir jalan, dapat laporan dari personel ada wartawan yang menjadi korban kekerasan dari oknum TNI AU.

“Tedy sama Arrai dari pagi ada di sini, saya jumpa. Waktu dengar itu, (Arrai dipukul personel) saya merasa kenapa waktu kejadian tidak ketemu lagi kami ya. Itu yang saya sesalkan kepada diri sendiri. Saya kalau ada teman-teman wartawan langsung ngobrol. Saya sesalkan adanya kejadian ini,” katanya saat dihubungi, Senin (15/8/2016) malam.

Dia menambahkan, dompeT, handphone milik Syafrin, wartawan MNC TV yang dikabarkan hilang sudah ketemu. Namun, ia belum menemukan kemera yang juga dikabarkan hilang.

"Kalau dompet dan handphone ada di saya. Sudah dapat tadi. Ini masih saya kantongi. Saya mau pergi ke rumah sakit khawatir nanti ada warga yang tiba-tiba datang lagi. Tunggu kondusif dulu, mungkin besok (hari ini) dikembalikan," ujarnya.

Selain itu, kata dia, Komandan Lanud sudah perintahkan untuk mencari nomor telepon wartawan yang jadi korban kekerasan tersebut, agar dapat berkomunikasi langsung dan meminta maaf atas insiden pemukulan itu.

“Dan Lanud minta maaf atas musibah ini. Kalau saya secara hati nurani tidak pernah mau bermasalah dengan teman-teman karena wartawan sebuah profesi dan pengin berteman dekat juga dengan wartawan,” ujarnya.

Ia membantah adanya intruksi untuk memukul para pengunjuk rasa karena bentrokan terjadi antara warga dan polisi bersifat situasional. Artinya tidak disengaja untuk menyakiti orang lain.

Oleh karena itu, personel sekadar ingin membubarkan massa yang dianggap anarkis.

"Yang menutup  jalan ibu-ibu sama anak kecil, sehingga macet. Namun ketika salah-satu anggota keluar untuk mengamankan dilempari batu, jadi satu orang anggota kami bocor kepalanya, massa sudah menyiapkan diri gunakan batu dan anak beracun,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved