Mayat yang Ditemukan di Pinggir Hutan Ngawen Ternyata Seorang Guru SD
Kuat dugaan korban dibunuh perental mobilnya karena selain berprofesi punya usaha rental mobil
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Puthut Dwi Putranto
TRIBUNNEWS.COM, GROBOGAN - Identitas mayat yang ditemukan di pinggir hutan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah Kamis (11/8/2016) pagi sekitar pukul 09.00 WIB akhirnya terungkap.
Diduga kuat mayat itu adalah Suparmin (50) alias Min Pik, warga kampung Jetis, kecamatan Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah.
Ia diketahui berprofesi sebagai seorang guru yang nyambi memberikan jasa rental mobil asal Kampung Jetis, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Diduga ia menjadi korban pembunuhan yang dilakukan tiga orang lekaki yang merental mobil miliknya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribun, korban ditemukan tewas dengan posisi telentang di pinggir hutan Ngawen, Blora oleh seorang pencari rumput.
Saat ditemukan ada bekas luka lebam di bagian kepala yang diduga imbas dari hantaman benda tumpul.
Menurut tetangga korban, Bowo, korban adalah seorang pemilik rental mobil.
Selasa (09/8/2016) siang didatangi oleh tiga orang laki-laki tak dikenal yang berniat mencarter mobil.
Karena ragu-ragu untuk melepas mobil, korban kemudian berinisiatif untuk mengantar ketiga pelaku menuju Demak.
"Diduga korban dihabisi oleh penyewa rental tersebut di dalam mobil dan jasad korban kemudian dibuang di pinggir hutan Ngawen, Blora. Sementara itu mobil mobil xenia abu-abu milik korban dengan nomor polisi B 1145 dibawa kabur," kata Bowo, Jumat (12/8/2016) sore.
Korban yang berprofesi sebagai Guru di Sekolah Dasar Negeri 2 Kuripan , Purwodadi sempat menyampaikan surat izin tidak masuk mengajar selama sehari kepada pihak sekolah.
Teman-teman guru korban yang menyempatkan diri datang melayat di rumah duka, mengaku kaget mendengar kabar pembunuhan tersebut.
Tetangga korban lainnya, Suparmin mengatakan, korban sempat pamit ke pihak keluarga untuk mengantarkan tamu ke Demak.
Hingga Selasa malam, keluarga korban sudah merasa cemas karena korban tidak bisa dihubungi melalui sambungan telepon.