Mudik Lebaran 2016
6 Sopir Bus Punya Darah Tinggi Dilarang Bekerja
Empat bus tak laik jalan serta enam sopir bus di Terminal Kertajaya menderita tekanan darah tinggi sehingga harus mendapakan obat.
Laporan Wartawan Surya, Sudharma Adi
SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Mendekati arus mudik Lebaran 2016, Dishubkominfo, BNNK dan Polres Mojokerto Kota menggelar razia kesiapan sopir dan angkutan mudik di Terminal Kertajaya.
Hasil operasi itu, ada empat bus tak laik jalan serta enam sopir bus menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) sehingga harus mendapakan obat, Jumat (24/6/2016).
Operasi gabungan difokuskan di Terminal Kertajaya sesuai bidang kerja. Petugas Dishubkominfo Kota Mojokerto memeriksa setiap bus Antar Kota Dalam Provinsi dan Antar Kota Antar Provinsi.
Sedangkan petugas gabungan BNNK, Dinas Kesehatan dan Polres Mojokerto Kota mengetes urine dan kesehatan fisik setiap sopir bus.
Kabid Lalu Lintas Dishubkominfo Kota Mojokerto, Khadiran, menjelaskan dari operasi itu dishub menemukan dua bus tak laik jalan. Karena kaca depan retak dan rem tangan tak berfungsi.
"Lalu ada juga dua bus yang kami tilang karena melanggar rambu-rambu masuk ke terminal. Kalau yang tak laik jalan kami beri opsi ditilang atau dipulangkan," jelas Khadiran.
Hanya saja, dalam razia ini bus yang memakai ban vulkanisir dan ban mulai aus tak ditindak. Dishub masih memberi toleransi atas pelanggaran itu.
"Asal tak kedua ban belakang vulkanisiran, kami masih beri toleransi," urai dia.
Dari dua bus yang dinyatakan tak laik jalan, hanya Bus Sugeng Rahayu yang kaca depannya retak ditindak tegas. Sopir diminta kembali pulang dan menurunkan penumpangnya di Terminal Kertajaya.
Sedangkan bus PO Jaya yang rem tangannya tak berfungsi, hanya diberikan peringatan.
"Adanya razia ini angkutan Lebaran bisa maksimal. Razia kemarin, ada 44 pelanggar semua bus yang tak laik jalan dan melanggar rambu. Sementara 8 bus kami beri peringatan karena tak fatal," kata dia.
Sedangkan hasil tes urine sekira 20 sopir bus, belum ditemukan yang positif mengandung narkoba dan psikotropika.
Ada lima parameter yang diuji, yakni sabu, ganja, ekstasi, morfin, amphetamine, dan benzodiazepam, semuanya negatif.
"Tak satupun yang positif mengonsumsi narkoba," urai Kepala BNNK Kota Mojokerto AKBP Suharsi.
Hanya saja, dia menemukan enam sopir bus yang menderita hipertensi. Itu diketahui dari hasil cek kesehatan tim Dokkes Polresta dan Dinkes Kota Mojokerto.
"Sopir yang tensinya tinggi karena kecapekan. Kami minta untuk berhenti dulu dan ditenangkan, diberi obat penurun tensi. Karena sangat berbahaya kalau dipaksakan," beber dia.