Suami Istri Mantan TKI Banyuwangi Sukses dengan Usaha Kue Lebaran
Tantangan terberat yang dihadapi oleh para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, ketika telah kembali ke tanah air.
"Tapi untuk pemasarannya kami saling bersinergi, lewat KAMI juga,” ujar Krisna yang juga ketua Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Taiwan ini.
Untuk pemasaran kue-kue yang diproduksinya, lanjut Krisna, dia memanfaatkan media sosial Facebook karena sebagain besar teman di Facebooknya adalah rekan buruh migran yang masih aktif bekerja di luar negeri.
Mereka inilah yang menjadi konsumen militan produksi kuenya.
“Teman-teman migran di facebook kan jumlahnya ribuan dan dari berbagai negara. Awalnya saya juga hanya iseng saja mengunggah gambar kue-kue kering yang dibuat oleh istri saya. "
"Ternyata sambutan teman-teman di luar dugaan, mereka ingin mencicipi kue produksi istri. Mungkin mereka kangen ingin merasakan makanan khas daerah, seperti carang mas yang paling banyak dipesan keluarga TKI. Ada juga keciput, kuping gajah,” kata Krisna.
Jumlah pesanan kue kering selama bulan ramadhan ini pun membludak. Total jumlah pesanan kue yang dia terima mencapai 4 kuintal selama dua minggu di bulan puasa ini.
Saat ini bahkan Krisna mengaku sudah menutup pemesanan kue karena tenaga produksinya kurang.
“Kami sudah menutup untuk pemesanan kue. Sekarang tinggal mengejar produksi dari yang sudah indent dan melakukan pengiriman ke berbagai wilayah."
"Karena pemesan sudah transfer uang terlebih dahulu jadi kita ingin produksi benar-benar terkejar untuk memenuhi pesanan mereka” ujar Krisna.
Untuk pengiriman kuenya, Krisna mengatakan sudah mengirimkan produk kue sebanyak empat kali ke Taiwan.
Pengiriman ini untuk memenuhi pesanan dari rekan-rekannya yang masih bekerja di negeri itu dan tidak bisa pulang pada lebaran kali ini.
“Mengirim keluar negeri memang mahal diongkos. Untuk harga kuenya satu kardus hanya Rp. 500.000, tapi biaya kirim sampai satu juta."
"Tapi teman-teman kami yang pesan tidak keberatan karena mereka memang rindu dengan makanan khas deerah,” tutur Krisna.
Pengiriman juga dilakukan ke berbagai wilayah lain di Indonesia seperti Malang, Trenggalek, Blitar, Madiun, Jogjakarta sampai Lampung.
Pengiriman lokal ini juga datang dari rekan buruh migran yang mengirimkan kue lebaran untuk keluarganya.
Dikatakan Krisna, usaha kue kering yang dilakoni mereka juga sebagai upaya memberdayakan rekan-rekan eks buruh migran di sekitar wilayah tempat tinggalnya.
Beberapa rekan eks buruh migran pun dilibatkan dalam proses produksi kue-kue keringnya.(haorrahman)