Top News
Polisi Nyambi jadi Pemulung, Gara-garanya Bripka Seladi Ditipu dan Berutang Rp 150 Juta
Seladi menceritakan kisah panjangnya hingga ia memutuskan nyambi menjadi pemulung dan menolak uang suap pembuatan SIM.
Ia tidak malu menceritakan kisahnya kepada pimpinan, karena apa yang ia lakukan adalah pekerjaan halal.
Ia juga tidak pernah mendahulukan pekerjaan mencari dan memilah sampah.
Ia tetap menomorsatukan tugasnya di kepolisian.
Ia selalu ikut apel, mengatur lalu lintas, mengurusi ujian SIM, juga melakukan pengamanan berkala kalau ada kegiatan di Kota Malang.
Ia juga tidak malu kisahnya banyak diketahui orang setelah diberitakan sejumlah media lokal, regional, juga nasional.
Menurutnya, orang-orang malah bangga kepadanya, terutama yang telah mengetahui kisah hidupnya sejak dulu.
Orang-orang mengacungkan jempol kepadanya.
Bahkan ada juga seorang pengusaha mie di Sidoarjo memberikan bantuan mie kepadanya setelah diliput media beberapa hari lalu.
Karena mie yang diberikan banyak, ia membaginya kepada orang-orang di sekitarnya.
Puncaknya, ia dipanggil pimpinannya.
Wakapolres Malang Kota Kompol Dewa Putu Eka mengaku salut kepada Seladi. Ia mengakui memanggil Seladi dan berbincang dengannya.
"Saya salut kepada beliau. Apa yang dia lakukan merupakan pekerjaan halal, dan tidak menelantarkan pekerjaan utamanya sebagai polisi," ujarnya.
Di tengah cibiran masyarakat tentang gaya hidup hedonisme di kalangan polisi, kata Dewa, masih ada contoh polisi yang hidup sederhana, tidak berlebihan.
Sebenarnya, apa yang ia dapat dari kepolisian cukup namun ia mencari penghasilan tambahan, dengan tidak mengganggu tugas utamanya.
"Pekerjaan sampingan ini sudah ia lakukan sejak lama, dan dia konsisten melakoninya. Saya yakin masih banyak Seladi-Seladi lain tetapi tidak terekspos," tegasnya.