Sabtu, 4 Oktober 2025

Tanah di Malang Rawan Longsor, Ini Sebabnya

Menurut Kepala Pusat Studi Kebumian dan Kebencanaan Universitas Brawijaya Adi Susilo PhD, tanah di Malang Raya masuk dalam kelompok kwarter.

Editor: Wahid Nurdin
SURYAMALANG/David Yohanes
Longsor di Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang 

Laporan wartawan Surya, Sri Wahyunik

TRIBUNNEWS.COM, KLOJEN - Sejumlah tanah di Malang Raya mudah longsor.

Hal ini dikarenakan usia tanah terbilang muda, yakni sekitar satu juta tahun.

Menurut Kepala Pusat Studi Kebumian dan Kebencanaan Universitas Brawijaya Adi Susilo PhD, tanah di Malang Raya masuk dalam kelompok kwarter.

"Artinya tanahnya masih berusia muda, sekitar satu juta tahun lalu. Tanah yang usianya muda itu mudah longsor," ujar Adi, Sabtu (9/4/2016).

Beberapa kawasan yang tanahnya mudah longsor bisa dilihat antara lain di sekitar Batu, atau Pujon dan Ngantang yang menghubungkan Kabupaten Malang dan Kediri.

Ada juga beberapa titik di Kabupaten Malang, seperti di sekitar Karangkates ataupun yang daerah Kabupaten Malang yang terhubung dengan Kabupaten Lumajang, serta beberapa titik di Kota Malang.

"Karena tanahnya belum solid. Tanah solid itu masuk kelompok tersier, contohnya batu padas. Itu masuk tanah yang solid dan tidak mudah longsor," imbuh Adi.

Tanah solid ini biasanya terbentuk sekitar 20 juta tahun lalu.

Karena memiliki karakter tanah yang mudah longsor, Adi menyarankan pembangunan di Malang Raya memperhatikan hal tersebut.

Seperti contoh, ketika membuat pembangunan jalan yang harus menerabas tebing ataupun membuat plengsengan jalan.

Ia menyarankan agar pembangunannya tidak tegak lurus, tetapi miring dan memperhatikan kontur tanah sekitarnya.

Hal itu diperlukan untuk meminimalkan beban bangunan dan tanah agar tidak mudah longsor.

Mengingat, kata Adi, Malang Raya merupakan daerah dengan curah hujan tinggi.

Terjadinya longsoran, karena tanah memasuki area gelincir di dalam tanah. Ketika air memasuki area gelincir di dalam tanah, membuat tanah yang usianya masih terolong muda, untuk mudah menjadi longsor.

"Jadi memang harus hati-hati, dan pembangunan apapun yang dibuat sebaiknya menyesuaikan dengan kontur tanah untuk meminimalkan terjadinya longsoran," tegasnya.

Hal lain yang bisa dilakukan untuk meminimalkan longsoran adalah banyaknya tanaman yang berfungsi menyimpan air. Sehingga air tidak langsung masuk ke area gelincir tanah.

Sehingga kenapa, imbuh Adi, tanah yang retak ataupun kawasan yang gundul mudah longsor karena air langsung memasuki area gelincir dan tidak tertahan oleh akar.

Hingga bulan April ini, kawasan Malang Raya masih diguur hujan meskipun intensitasnya mulai menurun.

Ketika hujan dalam intensitas tinggi, terjadi beberapa longsoran di Malang Raya.

Catatan Surya (Tribunnews.com network) di Kota Malang saja, telah terjadi 10 longsoran di beberapa titik selama tiga bulan pertama di tahun 2016.

Longsoran antara lain terjadi di Kelurahan Tunjungrejo, Kecamatan Sukun, Kelurahan Kota Lama, Muharto, dan Kedungkandang, Kecamatan Kedungkandang, Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing, dan beberapa tempat lain.(*)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved