Ujian Nasional
16 Warga Lapas Ikuti Ujian Kesetaraan, Mayoritas Kasus Narkoba
Sebanyak 16 warga binaan Lapas Kelas II B Singkawang ikut ujian kesetaraan Paket C, Senin (4/4/2016).
TRIBUNNEWS.COM, SINGKAWANG - Sebanyak 16 warga binaan Lapas Kelas II B Singkawang ikut ujian kesetaraan Paket C, Senin (4/4/2016).
Rata-rata warga binaan ini sudah bukan usia pelajar namun dengan tekun satu persatu soal mereka kerjakan.
Tercatat seharusnya ada 21 warga binaan yang akan mengikuti ujian Paket C, namun dalam pelaksanaannya lima warga binaan telah usai menjalani masa hukuman.
Sempat ditunggu kehadirannya namun kelima warga ini tidak muncul saat ujian dilangsungkan.
Kepala Seksi Pembinaan dan Pendidikan sekaligus koordinator pelaksanaan ujian di Lapas, Florentinus menuturkan warga binaan yang mengikuti ujian kesetaraan ini umumnya terkena kasus narkoba.
"Mayoritas mereka terkena kasus narkoba, meski ada juga dari kasus-kasus lainnya," katanya
Untuk kuota keikutsertaan peserta ujian Paket C di Lapas, menurut Florentius jumlahnya dibatasi sebanyak 20 orang peserta. Satu peserta lain adalah titipan dari luar untuk melaksanakan ujian di Lapas.
"Jumlah kuota ini juga berkaitan dengan anggaran. Jadi kita maksimalkan kemampuan yang ada dengan hasil yang nantinya akan dicapai oleh para peserta," ungkapnya.
Selain di Lapas Kelas IIB, ujian kesetaraan Paket C juga dilakukan di SMK PGRI di Singkawang Tengah, SMPN 10 Singkawang Selatan dan SMAN 7 Singkawang Timur, SDN 09 Singkawang Selatan.
Total jumlah peserta yang mengikutu ujian sebanyak 377 orang.
Kepala Dinas Pendidikan M Nadjib yang memantau jalannya ujian di Lapas mengapresiasi kemauan warga binaan ini. Menurut dia terjerat kasus hukum ternyata tidak menyurutkan animo mereka dalam menempuh pendidikan.
Monitoring UN
Pada hari itu, monitoring pelaksanaan ujian nasional, juga dilakukan oleh Wali Kota Singkawang Awang Ishak, Wakil WaliKkota Singkawang Abdul Mutalib, Kepala Dinas Pendidikan Singkawang M Nadjib, pakar pendidikan dari Universitas Tanjungpura Aswandi dan Inspektorat Jenderal Kemendikbud.
Di SMKN 1 Singkawang, yang dalam ujian kali ini melakukan ujian dengan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Awang Ishak mengatakan mendukung pelaksanaan UNBK yang tahun ini mulai dilaksanakan di 4 sekolah yang ada di Singkawang, yakni SMKN 1, SMKN 2, SMK Pratiwi dan SMK Mudita.
"Semoga apa yang sudah baik saat ini kedepannya nanti bisa jadi lebih baik. Jangan malah sebaliknya, kedepan malah merosot," katanya.
Dia juga mengakui, di tahun pertama ini, untuk pelaksanaan UNBK di Singkawang memang masih mengalami kendala terkait jumlah peralatan komputer untuk melaksanakan ujian.