Sabtu, 4 Oktober 2025

Top News

Jejak Pembunuhan Anak Kandung di Batam Bak Skenario Film

Pernahkah Anda membayangkan, seorang ayah membuat skenario agar jejaknya setelah membunuh anak kandungnya tak terungkap? Di Batam ada ayah seperti itu

Penulis: Eko Setiawan
Editor: Y Gustaman
Tribun Batam/Eko Setiawan
Efendi, tersangka pembunuh anak kandungnya, Maulana, menjalani rekonstruksi di rumahnya di Tanjunguma, Jodoh, Batam, Selasa (15/3/2016) siang. 

"Sudah ketemu anakmu bro?" tanya satu dari tiga orang itu, lalu Efendi jawab, "Belum."

Efendi pergi meninggalkan kolam itu. Namun ketiga warga yang ia jumpai dini hari itu tetap bertahan pagi di sana.

Sekitar pukul 07.00 WIB, warga kaget mayat Maulana mengapung di kolam tersebut. Efendi tak kalah kaget dan membawa anaknya pulang ke rumah untuk dimakamkan.

Selang beberap menit, polisi mendatangi lokasi. Jasad Maulana dibawa ke Rumah Sakit Otorita Batam untuk divisum. Sabtu siang, mayat Maulana dikubur di pemakaman umum di kawasan Sei Panas.

Polisi hampir percaya anak Efendi benar-benar meninggal tercebur kolam. Anggota sudah melapor ke Kapolsek Lubuk Baja jika Maulana yang sempat dinyatakan hilang, sudah ditemukan tapi tewas.

Belakangan, informasi itu tak benar-benar demikian. Berdasar komentar sejumlah warga, polisi curiga. Ada sejumlah warga mengaku sempat mencari Maulana di kolam itu namun tak menemukannya.

Polisi semakin curiga ketika Maulana divisum, Efendi malah menolak. Pada akhirnya, setelah diberi pengertian, Efendi merelakan anaknya itu divisum.

Berdasarkan keterangan pihak medis, sejumlah luka di tubuh Maulana. Di antaranya pendarahan di ginjal, sobek di usus dan luka memar di kulit luar, dan paru-paru korban tak basah terkena air.

"Kita bisa menyimpulkan, korban dibuang setelah dia tewas," kata Kapolsek Lubuk Baja, Kompol I Dewa Nyoman ASN.

Kecurigaan polisi benar, Efendi yang menjalani pemeriksaan sekian jam akhirnya mengaku telah membunuh anaknya. Saat kejadian, istrinya tak ada di rumah karena sedang mencari barang bekas.

Semua skenario itu Efendi lakukan agar istrinya tak tahu jika ia telah membunuh anaknya. Semasa hidup, Maulana kerap Susanti ajak mencari barang bekas.

Susanti mencoba menerima kematian anaknya. Tapi ia tetap membutuhkan kehadiran suaminya yang terancam 15 tahun penjara ditambah sepertiga hukuman. Bagaimana pun, Susanti masih memilik anak bungsu, adik Maulana yang berusia tiga bulan, yang harus dinafkahi Efendi.

Saat hasil visum anaknya keluar dan dokter menyatakan Maulana tewas dibunuh, Susanti kaget dan bertanya kepada suaminya apa yang sebenarnya telah terjadi. Efendi tak mengelak dan berterus terang telah membunuh anak keduanya.

"Jantung saya terasa remuk. Saya bilang sama dia, 'sampai hati kau bunuh anakmu.' Aku tidak bisa mendengarkan dia bercerita, mau marah tidak ada gunanya," kata Susanti.

Kapolsek Lubuk Baja, Kompol I Dewa Nyoman ASN, mengatakan ada 24 adegan yang diperagakan Efendi dalam rekontruksi Selasa siang. Adegan ketiga adalah Efendi mengakhir hidup anaknya.

Rasa emosional menyelimuti warga dan tetangga yang hadir menyaksikan rekonstruksi pembunuhan Maulana. Semua ucapan dan makian mengarah kepada Efendi.

"Dasar pembunuh kau, santai saja kau ya. Tega kau membunuh anakmu," ucap warga lalu hilang setelah rekonstruksi usai.

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved