Pembunuhan Sadis Pelajar SMK
Cerita 'Lengkap' Remaja Lampung Terima 107 Tusukan
Mati mengenaskan dengan 107 tikaman? Begitulah kondisi Dwiki Sopian yang mayatnya. Begini kasusnya hari per hari.
"Tiga tersangka sudah kami lakukan penahanan. Satu tersangka masih dalam pemeriksaan," beber Dery yang enggan membeberkan inisial para tersangka tersebut.
Tersangka yang dibawa ke lokasi pembunuhan Dwiki di Jalan ZA Pagar Alam samping Karaoke Star Rock adalah seorang eksekutor dan mengetahui persis kejadian.
Hari keempat usai Dwiki dibunuh, polisi mendatangi Lapangan Saburai. Di sini polisi menggelar olah tempat kejadian perkara, Rabu (9/3/2016). Tergambar awal Dwiki dibawa pelaku pada Minggu (6/3/2016) dini hari itu.
Jemput Teman yang Ban Motornya Kempis
Sebenarnya Fadli, teman Dwiki, berada di Saburai karena ban motornya pecah. Fadli lalu membuat status di BlackBerry Messenger (BBM) sedang pecah ban. Status BBM Fadli dibaca Dwiki dan langsung mendatanginya.
Di tempat itu sudah ada tersangka M. Saat Dwiki tiba, M mengajak Dwiki menjauhi Fadli. Saat mengobrol dengan M, datang tiga tersangka, salah satunya adalah K yang mengendarai mobil.
K turun dari mobil langsung merangkul Dwiki dan membawanya masuk ke dalam mobil. K mengajak Dwiki berkeliling sampai akhirnya berhenti di rumah paman K di Jalan ZA Pagar Alam, tak jauh dari Karaoke Star Rock.
Di sini K membantai Dwiki. Mayat Dwiki lalu dibuang di Jalan Raden Imba Kesuma, Kelurahan Sumur Putri, Telukbetung Selatan.
Usai mengecek tempat kejadian perkara di Saburai, penyidik Polresta Bandar Lampung mengecek tempat pembuangan mayat Dwiki di Jalan Raden Imba Kesuma. Polisi menurunkan seorang tersangka dan menanyakannya kronologis pembuangan mayat Dwiki.
Pantauan Tribun Lampung di lokasi ada lima orang yang terlibat membuang mayat Dwiki. Masing-masing berinisial K, O, D, F dan M. K dan kawan-kawannya membawa mayat Dwiki ke dalam mobil. Dalam rekonstruksi itu K belum tertangkap.
K menyuruh O, F dan D membuang mayat Dwiki ke dalam kebun. O memegang tangan kiri Dwiki, D memegang tangan kanan Dwiki dan F memegang kaki Dwiki. Mereka membuang mayat ke dalam semak-semakn, sementara K dan M menunggu di dalam mobil.
Ayah Dwiki Rekam Adegan Pelaku
Sam'un Sopian, ayah Dwiki, datang ke Lapangan Saburai dan lokasi pembuangan mayat Dwiki. Matanya mengawasi bagaimana tersangka berbuat kejam terhadap anaknya tersebut.
Ia terlihat mengeluarkan telepon selulernya lalu merekam aktivitas polisi mengecek TKP. Sambil merekam, Sam'un menceritakan apa yang dirasakannya. Ia tidak percaya anaknya tewas secara tragis.
"Dia itu anak rumahan. Tidak pernah aneh-aneh," kata Sam'un. Menurut dia, tindakan terhadap anaknya termasuk sadis.