Bupati dan Wakil Bupati Kuansing Bertengkar, Sebaiknya Gubernur Segera Menengahi
Pengamat Politik dan Pemerintahan Mexasai Indra menilai pertengkaran Bupati dan Wakil Bupati Kuantan Sengingi tidak etis.
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU- Pengamat Politik dan Pemerintahan Mexasai Indra menilai pertengkaran Bupati dan Wakil Bupati Kuantan Sengingi tidak etis.
Sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah mestinya bisa saling menahan diri.
Masing-masing harus mengedepankan etika pelaksanaan pemerintahan didaerah.
Tentu saja dengan perpecahan tersebut mempengaruhi masyarakat sampai kelas bawah.
Menurut dosen Universitas Riau ini ada persoalan yang mempengaruhi timbulnya perseteruan.
yakni belum adanya kejelasan putusan dari Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dengan pelaksanaan pilkada di Kuansing.
Kondisi yang menyeret para birokrat menjalankan poltik praktis. Adanya polarisasi menjadikan pemerintahan terbelah. Kondisinya itu sangat berbahaya.
Maka tak heran perseteruan akan terus terjadi selama masing-masing pihak tidak berupaya menahan diri sembari menunggu putusan MK.
Bahayanya lagi saat ini secara psikologis masyarakat Kuansing juga tidak stabil.
Masyarakat juga larut dalam situasi politik yang belum ada kejelasan secara yuridis.
Maka sebaiknya Gubenur harus turun tangan guna mendamaikan kedua belah pihak.
Sebab,pola masyarakat yang cenderung mencontoh seorang tokoh yang menjadi simbolisasinya.
Jika perseteruan tersebut tidaksegera diselesaikan maka semuanya akan terseret pada kondisi yang panik.
Panik karena belum adanya kejelasan putudan pilkada secara yuridis, serta panik dengan kenyataan bahwa kepala daerah justru saling berhadap-hadapan bukan saling berangkulan untuk memajukan daerah.
Karena itu semua pihak harus menahan diri dan gubenur secepatnya mengambil sikap. (*)