Sabtu, 4 Oktober 2025

Kelakar Netizen Sindir Polisi: 'Belum Pernah Kena Tilang? Main-Mainlah ke Kota Ini'

Salah satunya adalah foto gerbang selamat datang Kota Cirebon yang ditambahkan kalimat 'Belum Pernah Kena Tilang? Main-mainlah ke Kota Ini'.

Editor: Rendy Sadikin
KOMPAS.com
Kota Cirebon kini sedang dirundung para netizen dengan mengolok-oloknya sebagai Kota Tilang. 

Hingga saat ini, menurut dia, belum ada laporan terkait oknum polisi yang dibicarakan di media sosial.

Protes masyarakat

Khaerudin Imawan, pengajar Ilmu Komunikasi di Universitas Swadaya Sunan Gunung Jati, mengatakan, sindiran di media sosial tersebut merupakan cara masyarakat mengkritik kinerja kepolisian, yang dalam ilmu komunikasi dikenal dengan teori pembelajaran sosial.

"Netizen memiliki pengalaman yang sama terkait tilang sehingga mereka ikut berpendapat di media sosial," ujarnya.

Namun, ia mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak dengan pemberitaan, celotehan, maupun meme yang beredar terkait Kota Cirebon sebagai kota tilang.

"Belum tentu semua ungkapan maupun meme itu benar. Itu kan hanya rekayasa. Boleh jadi, ada kepentingan di belakangnya," kata Khaerudin.

Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya menahan diri untuk tidak merekayasa fakta yang ada.

Di satu sisi, terdapat jurang pemisah antara masyarakat dan polisi sehingga sebagian orang memilih menumpahkan keluh kesahnya di media sosial, padahal polisi sudah menyediakan ruang pelaporan.

Cirebon Kota Wali

Menurut dia, yang menjadi korban atas maraknya pemberitaan tersebut adalah masyarakat beserta sejarah Kota Cirebon.

Sebagai Kota Wali, tempat para Wali Songo, Cirebon menjadi tempat peradaban yang religius, toleran, dan ramah.

"Mengatakan Cirebon sebagai Kota Tilang sama saja dengan merusak image Kota Wali," ucapnya.

Terdapat tiga keraton peninggalan Sunan Gunung Jati yang berusia berabad-abad silam di Cirebon. Hingga kini, berbagai pusaka peninggalan para wali masih lestari di sana.

Di Keraton Kasepuhan Cirebon, misalnya, terdapat sembilan piring milik para wali yang disebut tabsi.

Pusaka yang konon berumur lebih dari 500 tahun itu digunakan para Wali Songo saat bersilaturahim serta bermusyawarah membicarakan berbagai hal, seperti keumatan dan penyebaran Islam.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved