Natal 2015
Kenakan Busana Adat Saat Natal, Jemaat Tunjukkan Simbol Keberagaman dan Kedamaian
Pakaian ini untuk melihat bahwa setiap latarbelakang bisa untuk menjaga kedamaian di Indonesia.
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Berduyun-duyun satu per satu jemaat Gereja Kulibul memasuki pelataran gereja di kawasan Kuta Utara, Badung, Bali.
Gereja yang tepat terletak di kawasan Tibubeneng itu dipadati sekitar 400an jemaat, yang hendak memanjatkan pujian untuk perayaan Natal 2015 ini.
Mereka, menggunakan pakaian adat dari beberapa daerah di Indonesia.
Antara lain, ialah pakaian adat Bali, Jawa dan Flores.
Pengenaan pakaian itu sebagai bentuk sebuah jati diri.
Namun, tetap sama dalam Indonesia. Keberagaman bersatu dalam Damai Natal tahun ini.
Ketua Gereja Santo Paulus Kulibul, Jalan Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Bali, Nyoman Purnawan menyatakan, saban tahun, memang pihak gereja dan jemaat Gereja selalu mengenakan pakaian adat setiap daerah.
Pakaian ini untuk melihat bahwa setiap latarbelakang bisa untuk menjaga kedamaian di Indonesia.
"Semoga damai natal dapat berpengaruh positif untuk Bali dan Indonesia," ucapnya, Kamis (25/12/2015).
Setelah melakukan pujian dan doa di Gereja, seluruh jemaat gereja kemudian melakukan tabur bunga di areal makam Katholik di kawasan Tibubeneng.
"Kami juga melakukan tabur bunga, untuk mendoakan kerabat, keluarga atau teman yang sudah berpulang ke sana," urainya. (ang)