Selasa, 30 September 2025

Natal 2015

Kenakan Busana Adat Saat Natal, Jemaat Tunjukkan Simbol Keberagaman dan Kedamaian

Pakaian ini untuk melihat bahwa setiap latarbelakang bisa untuk menjaga kedamaian di Indonesia.

Editor: Wahid Nurdin
TRIBUN BALI/RIZAL FANANY
Ratusan jemaat Gereja Kulibul, Kuta Utara, Badung, Bali tampak melantunkan pujian perayaan Natal, Jumat (25/12/2015). Para jemaat mengenakan busana khas daerah masing-masing dari seluruh Indonesia sebagai penanda keberagaman dan kedamaian 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR  -  Berduyun-duyun satu per satu jemaat Gereja Kulibul memasuki pelataran gereja di kawasan Kuta Utara, Badung, Bali.

Gereja yang tepat terletak di kawasan Tibubeneng itu dipadati sekitar 400an jemaat, yang hendak memanjatkan pujian untuk perayaan Natal 2015 ini.

Mereka, menggunakan pakaian adat dari beberapa daerah di Indonesia.

Antara lain, ialah pakaian adat Bali, Jawa dan Flores.

Pengenaan pakaian itu sebagai bentuk sebuah jati diri.

Namun, tetap sama dalam Indonesia. Keberagaman bersatu dalam Damai Natal tahun ini.

Ketua Gereja Santo Paulus Kulibul, Jalan Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Bali, Nyoman Purnawan‎ ‎menyatakan, saban tahun, memang pihak gereja dan jemaat Gereja selalu mengenakan pakaian adat setiap daerah.

Pakaian ini untuk melihat bahwa setiap latarbelakang bisa untuk menjaga kedamaian di Indonesia.

"Semoga damai natal dapat berpengaruh positif untuk Bali dan Indonesia," ucapnya, Kamis (25/12/2015).

Setelah melakukan pujian dan doa di Gereja, seluruh jemaat gereja kemudian melakukan tabur bunga di areal makam Katholik di kawasan Tibubeneng.

"Kami juga melakukan tabur bunga, untuk mendoakan kerabat, keluarga atau teman yang sudah berpulang ke sana," urainya. (ang)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved