Syeni Selalu Bisikkan Sesuatu di Telinga Jenazah Usai Dimandikan
Selain sebagai penjual gorengan dan memiliki warung sembilan bahan pokok, Syeni sudah puluhan tahun menggeluti profesi yang dianggapnya mulia.
Membuat jenazah tampil cantik dan ganteng tak bisa dilakukan oleh semua orang.
Ngeri dan takut pasti menjadi alasan orang untuk tak mengambil profesi ini.
Tapi tidak bagi Pingkan.
Wanita ini tugasnya adalah merias jenazah, entah itu jenazah laki-laki atau jenazah perempuan.
"Yang pertama karena hobi, selain itu merias jenazah sudah seperti pelayanan. Selesai dimandikan dan dipakaikan pakaian barulah dimakeup. " Ujarnya saat ditemui Tribun Manado, di ruang Instalasi Pemulazaran Jenazah RSUP Prof Kandou Malalayang Rabu (25/11).
Menurut, ibu tiga anak ini yang bahkan tak mau difoto ini, makeup bukan hanya dilakukan kepada orang masih hidup.
"Orang yang sudah meninggal perlu dimakeup agar sedap dipandang untuk terakhir kalinya di dunia," kata Pingkan.
Setiap hari dirinya menjalankan tugas, mulai pukul 07.30 Wita dan keluar pukul 17.00 Wita.
"Saya hanya melayani makeup di rumah sakit, ada tawaran di luar tapi saya tidak mau. Tidak melayani kalau makeup jenazah di luar. Kalau mandikan mayat tidak sering sih, tergantung permintaan keluarga kalau saudara perempuan mereka ingin dimandikan oleh perempuan, barulah saya turun tangan," tuturnya.
Memandikan serta merias jenazah, Pingkan mengatakan sudah tak terhitung lagi.
"Sudah tak terhitung, setiap hari saya makeup jenazah juga memandikan jenazah. Ratusan yang sudah saya tangani," ujarnya.
Sulitnya merias wajah korban kecelakaan
Namanya merias wajah, entah orang hidup atau jenazah membutuhkan waktu.
Itulah yang dikatakan Pingkan, seorang petugas rias jenazah di Manado.
"Butuh sekitar satu jam untuk merias jenazah," kata Pingkan yang ditemui di Instalasi Pemulasaran Jenazah RS Prof DR Kandou Manado, Rabu (25/11).