Rabu, 1 Oktober 2025

Unik, Sudah Tujuh Turunan Semua Penduduk Desa di Bali Ini Tak Bicara

Para turis asing yang mengunjungi Bali biasanya cenderung menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan warga lokaL

Editor: Sugiyarto
http://www.vice.com
Warga Desa Bengkala selama lebih dari tujuh generasi menggunakan bahasa kolok atau bahasa isyarat sebagai bahasa sehari-hari. 

Para orangtua di Desa Bengkala mengajari anak-anak mereka kata kolok di rumah, menanamkan benih kesetaraan yang akan tumbuh ketika anak-anak mereka dewasa.

Begitu juga di sekolahan. "Siswa tunarungu belajar bersama-sama dengan mendengar siswa di sini," kata Mardana.

"Guru berbicara sekaligus menggunakan bahasa isyarat pada saat yang sama. Sehingga, hampir semua orang tahu kata kolok," tambahnya.

Untuk mata pencaharian, mayoritas penduduk di Desa Bengkala, merupakan petani miskin yang hanya menanam pisang, mangga, jambu, mencari rumput gajah, merawat beberapa sapi dan babi serta beberapa ratus ekor ayam.

Di pasar lokal, mereka harus menggunakan timbangan dan gerakan tangan untuk bisa menjual hasil panen mereka.

"Kadang-kadang warga di Desa Tuli menghadapi sedikit kesulitan berkomunikasi. Tapi mereka menyelesaikannya dengan penandatanganan sederhana, kata Kadek Sami, seorang ibu yang memiliki dua anak yang mengalami gangguan pendengaran.

Generasi muda tuli di Bengkala kini mulai menggunakan ponsel pintar untuk berkomunikasi-, media sosial, dan bahasa isyarat internasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, remaja-remaja tuli telah mendaftar di sekolah asrama tuli terdekat di Jimbaran, dan belajar bahasa Indonesia. (http://www.vice.com)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved