Minggu, 5 Oktober 2025

Menteri Susi Orang Kedua Penerima Penghargaan Sepuluh Nopember

enteri Kelautan dan Perikanan (KP) RI Susi Pudjiastuti menyampaikan Pidato Kelautan Nusantara pada puncak peringatan Dies Natalis ke-55 ITS

Editor: Sugiyarto
humas its
PENGHARGAAN - Menteri Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) RI Susi Pudjiastuti menerima penghargaan karikatur dari Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD, Selasa (10/11/2015). 

“Untuk itu, saya mempertahankan hutan bakau sebagai wilayah revitalisasi laut serta melarang praktik penangkapan ikan yang berbahaya,” tutur perempuan kelahiran 15 Januari 1965 tersebut.

Lebih lanjut, Susi kembali menegaskan bahwa keberlanjutan laut sangat penting. Menurutnya, laut ialah ekosistem, dimana tengah laut ialah hulunya dan pesisir sebagai hilirnya.

“Sehingga, jika ingin membuat masyarakat pesisir sejahtera, maka ekosistem tengah laut harus dipertahankan dengan memperketat praktik penangkapan ikan,” ujarnya mengingatkan.

Susi tahu betul bahwa beberapa pendapat negatif pun muncul di kalangan masyarakat.

Menurut mereka, Susi hanya sibuk mengurus ekosistem laut tanpa memikirkan kesejahteraan nelayan.

Hal ini pun ia bantah dengan tegas. “Kalau saya tidak mengurus keberlanjutan ekosistem laut, lantas beberapa tahun ke depan, nelayan mau menangkap apa?” tanyanya retoris.

Hal lain yang menjadi sorotan Susi ialah penegakan kedaulatan laut Indonesia.

Ini dapat dilakukan dengan cara melarang kapal asing untuk menangkap ikan di wilayah Indonesia maupun melakukan transit di tengah laut.

“Ini adalah satu-satunya cara agar pemerintah bisa mengontrol transaksi keluar masuknya barang dari dan ke wilayah Indonesia,” jelasnya.

Di akhir, Susi mengaku bahwa dirinya termasuk orang yang “malas” karena ia tidak senang bekerja secara berkali-kali.

Oleh sebab itu, dirinya lebih memilih memperbaiki sistem dan menegakkan hukumnya.

“Saya buat Permen (Peraturan Menteri), supaya aturannya sudah jelas dan sesuai hukum, sehingga berlaku hingga beberapa masa yang akan datang,” pungkasnya.

Melihat sosok Susi yang tegas dan sangat inspiratif tersebut, ITS menganugerahkan penghargaan Sepuluh Nopember pada Sidang Terbuka Dies Natalis ke-55 ITS tersebut kepada perempuan kelahiran Pangandaran, Jawa Barat ini.

Penghargaan ini merupakan kali kedua diberikan oleh ITS kepada seorang tokoh, setelah sebelumnya dianugerahkan kepada mantan Presiden RI Prof Dr Ing BJ Habibie.

“Sampai saat ini hanya dua orang Tokoh Nasional yang mendapatkan penghargaan Sepuluh Nopember, penghargaan ini sangat bergengsi, didapatkan melalui proses yang sangat selektif dan spesial,” terang Ketua Penyelenggara Dies Natalis ITS ke-55, Raja Oloan Saut Gurning, ST MSc PhD.

Halaman
123
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved