Sabtu, 4 Oktober 2025

AS Tewas Ditebas Temannya Semasa SMP

Komang Suardika langsung histeris mengetahui anak pertamanya, AS (16), meninggal dunia di ruang instalasi forensik RSUP Sanglah.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali
AS semasih hidup 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Komang Suardika langsung histeris mengetahui anak pertamanya, AS (16), meninggal dunia di ruang instalasi forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Senin (12/10/2015) malam.

AS tewas setelah ditebas teman SMP-nya, JS (17), sekitar pukul 19.00 Wita.

Peristiwa penganiayaan berujung kematian itu terjadi di Jalan Waturenggong, Panjer, Denpasar Selatan.

AS diduga ditebas memakai taji hingga mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.

"Ada luka tebas di pinggang dan di pipi sepanjang 17 centimeter di kuping hingga pipi korban," ujar seorang polisi kepada Tribun Bali (Tribunnews.com Network), tadi malam.

Selain luka tebas, AS juga mengalami luka di kening kanan.

Kondisi jenazah cukup nahas, dan mendapat jahitan di bagian tubuh yang terdapat luka tebas.

Suardika pun tak kuasa menahan tangis saat melihat jasad anaknya.

Suardika yang mengenakan baju cokelat menangis tersedak didampingi oleh istrinya, Kadek Suartini, yang menangis histeris.

Usai ditemukan tersungkur, pihak inafis Polresta Denpasar membawa korban ke kamar jenazah RSUP Sanglah.

Pihak rumah sakit dan pihak inafis pun sudah melakukan pemeriksaan luar terhadap korban.

"Kejadiannya di dekat toko di pertigaan Panjer. Toko sandal," kata rekan AS yang enggan disebut namanya, kepada Tribun Bali, di depan IRD RSUP Sanglah.

AS diketahui tersungkur sekitar pukul 19.00 Wita. Namun, rekan korban tidak mengetahui seperti apa kejadian tersebut dan apa motifnya.

"Kalau itu nggak tahu. Saya cuma tahu, ada kabar kalau teman saya ditusuk dari broadcast BBM (Blackberry Messanger)," ungkapnya.

Dari informasi yang diperoleh, AS biasa nongkrong di kawasan dekat pertigaan Panjer di dekat warung atau toko sandal bersama rekan-rekannya.

JS dikabarkan merupakan rekan korban sebelum AS menginjak bangku SMA.

"Dulunya teman. Dia sering nongkrong-nongkrong di TKP itu kok," ujar petugas kepolisian lagi.

Bibi AS, Ni Wayan Merta Lestari (28), mengaku terpukul dengan kejadian ini.

Ia tidak membayangkan keponakannya yang diajaknya untuk sekolah di Denpasar meninggal dunia dengan dibunuh.

"Saya yang ngajak dia ke sini (Denpasar). Dia saya ajak, bapaknya dan ibunya di Karangasem. Saya ajak dia di Sidakarya," ujar Lestari.

Ia hanya izin keluar rumah untuk mengerjakan tugas sekolah.

"Makanya saya kaget kalau ada kejadian seperti ini. Dia tidak pernah cerita-cerita," ungkapnya.

Semalam, AS meminta izin untuk membeli sepatu, tapi tidak diketahui di toko mana.

Dia menyebut, AS meninggal saat di atas motor setelah ditebas oleh JS.

"Ia ditebas pakai taji," urainya.

Lestari menduga motif pembunuhan terhadap keponakannya adalah dendam sejak SMP.

Jenazah AS belum bisa dibawa ke kampung halamannya di Karangasem karena dia berstatus anak adopsi di Denpasar.

Sementara pelaku JS kabarnya sudah menyerahkan diri. Namun, belum diketahui dengan rinci motif penusukan tersebut.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved