Kapolri Minta Anak Buah Tak Lagi Mengubah Bangunan Polrestabes Surabaya
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, Sabtu (10/10/2015) malam, dahulu gedung Polrestabes Surabaya kumuh.
Laporan Wartawan Surya, Zainuddin
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, Sabtu (10/10/2015) malam, dahulu gedung Polrestabes Surabaya kumuh karena disebabkan anggotanya sendiri.
Gedung yang dulu bernama Hoofdbureau van Politie te Soerabaia ini memiliki sejarah panjang. Bangunan ini pernah menjadi markas tentara Belanda dan kini resmi menjadi bangunan cagar budaya.
Tentara Jepang pernah bermarkas di gedung ini saat menguasai Jepang. Begitu juga ketika Belanda membonceng sekutu menguasai Surabaya. Gedung ini pernah pula menjadi markas Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL).
Pada era kemerdekaan, gedung ini pernah menjadi Markas Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya. Sekarang berubah menjadi Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya.
"Tapi polisinya sangat kreatif sehingga gedungnya berubah dari aslinya," kata Badrodin.
Perubahan gedung ini tidak lepas dari kebijakan pimpinan di Mapolrestabes. Biasanya pimpinan memiliki selera sendiri terkait gedungnya. Makanya begitu memiliki uang, pimpinan langsung mengubah gedung.
Badrodin mengakui niat mengubah gedung itu sangat baik. Tapi kebijakan ini mengakibatkan gedung berubah bentuk dari asalnya. Ruang yang semula tidak ada, dibangun baru. Bangunan di sekeliling gedung pun berubah.
Setelah peresmian ini, dia minta seluruh anggotanya tidak mengubah lagi bentuk gedung. Apalagi sekarang bangunan yang berdiri sejak 1908 ini sudah termasuk bangunan cagar budaya.
"Seluruh personel yang dinas di sini agar bisa merawat gedung ini," beber dia.