Wuih! Empat Kampus Level Internasional Dibangun di Surabaya
"Lulusan Khadijah tidak cukup di tingkat nasional, kita harus global karena Desember itu sudah masuk masyarakat ekonomi Asean,"paparnya.
Laporan wartawan Surya, Sany Eka Putri
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Khofifah Indar Parawansa sebagai Ketua Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial NU membangun 4 kampus Perguruan Tinggi Internasional Khadijah di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut Surabaya.
Khofifah menyebut, yayasannya memiliki 4 kampus. Yakni tersebar di Wonokromo, Darmo, dekat Citraland, dan Pandegiling, Surabaya.
"Kami sudah dapat lisensi dari Cambridge. Dan pastinya siap untuk melayani pendidikan pada posisi international university," kata dia saat ditemui di SD, SMP, SMA Khadijah Surabaya, Sabtu (26/9/2015).
Menteri Sosial RI ini mengungkapkan, banyak pihak berniat menggandeng Perguruan Tinggi Internasional Khadijah setelah beroperasi nanti. Selain itu, banyak pihak pula yang sudah mengajak membahas berkali-kali.
Di antaranya, Kedutaan Mesir, Australia, dan Turki. Perwakilan kedutaan sudah tahu lembaga pendidikan Khadijah dapat lisensi Cambridge dan diyakini mampu menuju universitas berkelas dunia.
Luas lahan yang akan digunakan ialah seluas 14,5 hektar. "Sebagian area jadi tambak, trus juga ada danau di sekitarnya. Jadi pasti cantik nanti kampusnya," kata dia.
Untuk membangun kampus ini juga, diakuinya ada konsultan pembangunan yang membantu membahas. Ini akan diwujudkan sebagai lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama (NU) berstandar world class university.
Adapun ada sarana pendukung lain. Termasuk hotel atau apartemen. Tahapan awal pembangunan Perguruan Tinggi Internasional Khadijah, sebut Khofifah, adalah Paud dan masjid.
Soal investasi, Khofifah tidak menyebut pasti berapa total biaya. "Pastinya besar biaya yang dibutuhkan. Belum kami hitung pasti, tapi sudah kami siapkan," katanya.
Biayanyapun ada islamic Development Bank yang siap mendanai. Koordinasi ke Jeddah terus dilakukan pihak yayasan.
Untuk tahap awal, nama Khadijah disematkan untuk perguruan tinggi itu. Di tengah perjalanan nantinya bisa saja ganti dengan nama yang bisa jadi lebih menjual.
"Kami juga akan menjajaki franchise menjadikan world class university yang fokus pada sains, teknologi, ekonomi. Tidak banyak fakultas yang akan dibuka.
Rencana pembangunan lima tahun sejak 2015. Di maket semula akan dibangun 4 lantai, pada perkembangannya 9 lantai," pungkas Khofifah.
Sementara itu, Menristek Dikti, Muhammad Nasir menargetkan bahwa Perguruan Tinggi Internasional, harus dikembangkan di Indonesia.