Calon Desainer Itu Hanya Bisa Terbaring Berjuang Melawan Penyakit Misterius
Penyakit tak menghalangi semangat Ahmad Muqorrobin untuk terus mengejar cita-citanya menjadi seorang desainer.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Penyakit tak menghalangi semangat Ahmad Muqorrobin untuk terus mengejar cita-citanya menjadi seorang desainer.
kini hanya bisa terbaring lemah di sebuah rumah sederhana yang tak terawat, pria berusia 32 tahun ini terus berjuang melawan penyakit misterius yang diidapnya.
Hanya doa dan kepasrahan yang dimilikinya untuk bertahan hidup.
Saat Tribun Jogja datang di sebuah rumah sederhana di Dusun Prembulan, RT 5, Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, hati ini bergetar begitu memasuki rumah berukuran 8x7 meter yang berdinding anyaman bambu atau gedheg itu.
Seorang pria berwajah pucat, berbadan kurus, dan bermata cekung terbaring lemah di sebuah dipan atau tempat tidur beralaskan sebuah kasur tipis dan bantal guling yang terlihat usang.
Sampah plastik minuman kemasan, makanan ringan, dan bungkus rokok, berserakan di lantai rumah berplester itu.
Debu juga terlihat memenuhi ruangan tempat Ahmad terbaring.
Sementara sarang laba-laba memenuhi sudut ruangan dan dinding rumah Ahmad yang hidup yatim piatu dan mengandalkan uluran tangan dari tetangga dan pamannya tersebut.
Ahmad masih bisa merespon orang yang mendatanginya. Dia juga menyapa setiap orang yang menjenguk dengan senyuman.
Sedikit demi sedikit dia menceritakan penyakit aneh yang diidapnya sekitar satu tahun terakhir ini.
“Saya tidak bisa berdiri dan berjalan dengan normal. Rasanya sakit dan nyeri, kalau untuk beraktivitas. Akhirnya, saya hanya terbaring saja, “ katanya, saat ditemui Tribun Jogja, Selasa (21/9/2015).
Ahmad yang juga akrab disapa dengan Robin ini menjelaskan, sakit yang dirasakan itu berasal dari bagian selangkangannya.
Lama kelamaan, sakit menyebar ke bagian punggung dan bagian tulang belakangnya.
Saat buang air besar, adalah saat yang menyiksa dirinya. Untuk sekedar jongkok saja, Ahmad mengaku kesulitan. Dia mengaku harus berdiri jika buang hajat.