Muktamar NU
Siti Khoirumlah, Tukang Nasi yang Pernah Membohongi Gus Dur
Siti Khoirumlah, penjual Nasi Kikil Cak Man di Jalan Mojosongo Jombang, mengaku pernah membohongi mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Bagi warga Kabupaten Jombang, nasi lodeh kikil merupakan santapan tidak terlalu istimewa, karena memang merupakan makanan khas Jombang.
Namun tidak demikian bagi peserta Muktamar NU ke-33 dan para penggembiranya.
Nasi lodeh kikil khas Jombang dinilai istimewa, lebih-lebih olahan dari Warung Nasi Kikil Merah Kesukaan Gus Dur, di Jalan Raya Hasyim Asyari, Desa Mojosongo, Kecamatan Diwek.
Terbukti, warung yang bangunannya didominasi warna merah tersebut selalu ramai sejak ribuan peserta muktamar dan penggembira berdatangan di bumi santri Jombang.
Warung kikil milik Hj Munazilah itu selama dua malam ini menjadi jujugan para muktamirin yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia.
Mereka menyempatkan diri mencicipi kuliner khas Jombang ini.
Hj Munazilah mengakui, sejak peserta muktamar menyerbu Jombang, Kamis (30/7/2015), warung tersebut tak pernah sepi.
Dalam semalam, sebanyak 50 kilogram beras yang dimasak menjadi nasi ludes tak tersisa.
Padahal warung tersebut hanya buka pada malam hari.
Pada hari biasa, pemilik warung hanya menghabiskan sekitar 10 kilogram beras.
Menu yang disajikan, nasi dengan sayur lodeh nangka muda dan kikil sapi.
"Hari ini kami masak nasi 50 kilogram. Alhamdulillah habis," kata Munazilah, pemilik warung, Sabtu (1/8/2015) dini hari. Warung berwarna merah itu memang lekat dengan nama mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Kebetulan, letaknya juga hanya sekitar tiga kilometer dari Ponpes Tebuireng, tempat kelahiran sekaligus lokasi Gus Dur dikebumikan.
Selain secara geografis dekat Ponpes Tebuireng, juga ada kisah tersendiri, sehingga pemilik warung berani menulis sebagai Warung Kesukaan Gus Dur.
Ceritanya, semasa hidup, saat Gus Dur pulang kampung, selalu mampir untuk menikmati nasi lodeh kikil tersebut.