Senin, 6 Oktober 2025

Jenazah Rian Diangkat, Tangis Rukmila Pun Pecah

Usai pembacaan surat Yasin, Ibunda Korban, Rukmila yang sejak kemarin tegar, akhirnya runtuh juga melihat jenazah anaknya diangkat

Editor: Hendra Gunawan
Warta Kota/Theo Yonathan Simon Laturiuw
Rukmila (58)-memegang tasbih, menangis sesaat setelah jenazah anaknya diangkat dari kuburan tanpa nama di TPU Cibunar, Garut Jawa Barat, Jumat (7/8/2015). Sejak kemarin, Rukmila cukup kuat, tapi begitu melihat jenazah anaknya, Ia pun runtuh. 

TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Keluarga korban membaca Surat Yasiin bersama-sama sepanjang proses pengangkatan jenazah Hayriantira di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cibunar, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (7/8/2015).

Usai pembacaan surat Yasiin, ibunda korban, Rukmila yang sejak kemarin tegar, akhirnya runtuh juga melihat jenazah anaknya diangkat.

Lokasi pemakaman Hayriantira ini berada di blok paling belakang di di TPU itu. Tanah tempat pemakaman itu sudah mengering, di sekitarnya ada deretan tanaman singkong dan rerumputan pohon bambu.

Polisi menempatkan dua tenda. Satu tenda persis di lokasi kuburan, lalu satu tenda lagi berjarak tepat di belakangnya. Jaraknya sekitar 5 meter. Keluarga korban berdiri dan duduk di tenda itu.

Rukmila (58) duduk di kursi disamping seorang kerabatnya yang memegang buku surat Yasin dan membacakannya. Sementara Rukmila memegang tasbih di sebelahnya. Keduanya memakai masker.

Sementara di belakang mereka, ada ayahnya, Adi Santoso (65), anak ketiga mereka, Agung Ari Wibowo (29) dan beberapa kerabat lain.

Selama proses penggalian, mereka sama-sama mengucapkan Surat Yasiin. Adi memegang istrinya. Adi tak menangis dan Rukmila pun tidak. Dia membacakan surat Alquran dengan jelas. Agung, adik korban juga tak menangis selama proses penggalian kubur. Dia ikut membaca surat Yasin dengan suara yang nyaris tak terdengar. Sesekali Dia menyentuh pundak ibunya dan meremasnya.

Kemudian seorang keponakan Rukmila terus memegang kuat pundak Rukmila. Beberapa anak kecil di keluarga itu kelihatan cengengesan saat proses pembongkaran kuburan dan mencolek-colek Rukmila juga lekas terkena peringatan dan disuruh diam. "Ini sedang ngaji ini," kata kerabatnya yang lain. Anak kecil itu pun berhenti bercanda.

Namun begitu jenazah diangkat dan dimasukkan ke peti, tangisan itu akhirnya pecah juga.

Rukmila lekas memeluk perempuan yang sedari tadi duduk di sebelahnya. Dia menangis di pelukan perempuan itu, lalu adik korban jadi menangis, tapi ayah korban tetap tegar. Raut mukanya tak berubah.

"Sudah harus ikhlas, Dia (korban) sudah diberi keindahan," ucap perempuan itu sementara Rukmila terisak.

Kemudian seorang kerabat lainnya yang berbadan tambun datang. "Ayo sudah dibawa saja ke mobil Ibu," kata Dia.

Rukmila pun dipapah beberapa orang. Dia berjalan tersendat-sendat menuju mobil. Kakinya kelihatan lemas dan terlalu banyak wartawan mengerubutinya.

Dia kemudian dinaikan ke sebuah mobil sedan hitam. Rukmila duduk di kursi belakang. Lalu keponakannya yang kemarin sempat mengamuk saat rekonstruksi duduk di kursi depan.

Sempat terjadi kebingungan siapa yang mau duduk di sebelah sopir. Keluarga kelihatan ingin seseorang yang tak menangis duduk di kursi depan. Tapi akhirnya adik korban yang memilih duduk di kursi sebelah sopir.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved