Pilkada Surabaya
Ini Alasan Haries Kabur Saat Pendaftaran Calon Wakil Wali Kota Belum Selesai
Kaburnya bakal calon Wakil Wali Kota Surabaya Haries Purwoko saat proses pendaftaran di KPU menyisakan teka-teki dan misteri.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kaburnya bakal calon Wakil Wali Kota Surabaya Haries Purwoko saat proses pendaftaran di KPU menyisakan teka-teki dan misteri.
Kenapa dia senekat itu menghilang saat proses pendaftaran baru dimulai. Benarkan, kepentingan parpol ada di balik ini.
Atau ada faktor lain yang melatarbelakangi sehingga Haries memilih kabur. Ada yang menyebut bahwa situasi politik dibarter dengan Pacitan.
Namun Haries memutuskan kabur saat proses pendaftaran murni tak karena masalah harga diri.
Haries mengaku sakit hati dan harga dirinya diinjak-injak begitu mendengar tuduhan sebagai calon boneka bagi pasangan Tri Rismaharini-Wisnu Sakti Buana.
Ketua Pemuda Pancasila Surabaya ini menuturkan secarai detail kronologisnya.
Haries mengaku hingga lima menit menjelang penutupan pukul 16.00, dia masih mantab maju mendampingi Abror.
Mereka juga sudah siapkan akronim Rois. Situasi dan atmosfer berubah di dalam Kantor KPU.
Haries kaget ada Whisnu di lobi KPU bersama pengurus PDIP. "Tidak ada masalah karena kami sahabat lama. Kami berangkulan," kata Haries, Selasa (4/8/2015).
Dia naik menuju lantai tiga. Namun di lantai dua, teriakan sebagai calon boneka mengusik langkahnya.
“Nah ini bonekanya sudah datang." Kalimat ini yang menurut pengakuan Haries menyakitkan dan merasa harga dirinya dihina.
"Sambil melangkah ke lantai tiga, saya teringat pesan ibu saya. Mendaftar saat ini rawan fitnah. Akan disebut calon boneka. Ini prinsip saya karena masalah kehormatan,” kata Haries.
Ibunya sebelumnya melarangnya mengikuti pencalonan Pilwali 2015. Calon boneka konotasinya bisa diatur, pasti mengalah dan dibeli. Inilah yang dimaksud calon boneka.
Haries menyebut bahwa proses pencalonan dirinya mendampingi Abror berjalan alamiah dan murni.
Mengikuti semua mekanisme partai "Amanah dari parpol dan elemen masyarakat yang mendorong saya maju."
Namun di detik-detik akhir pendaftaran, Haries mengaku tak ingin menimbulkan fitnah.
"Keputusan kabur itu bagian dari hak pribadi saya untuk membuktikan bahwa saya bukan boneka. Berkembang informasi juga menyangkut mahar politik puluhan miliar," tambah Haries.
Usai kabur dari KPU dan meninggalkan Abror sendiri, Haris mengaku langsung mendatangi Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Soekarwo untuk meminta maaf atas keputusannya.
Permintaan maaf juga akan dilakukannya pada Ketua DPD Partai PAN Jatim dan seluruh elemen masyarakat yang mendukungnya.
“Saya menemui Pakde untuk menjelaskan keputusan batal mendaftar. Hal yang sama akan saya lakukan pada Ketua DPD Partai PAN Jatim dan seluruh tim pendukung. Saya yakin, warga Surabaya bisa memahami keputusan saya," ungkap Haries.
Benarkah masalah keluarga dan karena faktor sebutan boneka yang melatatbelakangi Haries kabur?
Hanya Haries yang tahu. Namun kabur menemui Pakde Karwo memiliki implikasi makna yang luas.
Benarkah Pakde Karwo ada di balik ini semua ini? Atau ada sosok penting lain yang paling dekat Haries sehingga memutuskan kabur.