Selasa, 7 Oktober 2025

Hukuman Mati

Tangis Haru Simpatisan di Dermaga Wijaya Pura Jelang Eksekusi Mati

Jelang eksekusi terpidana mati, dua pria dan dua perempuan berdoa dan menangis di depan dermaga Wijaya Pura, Nusakambangan Cilacap.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Y Gustaman
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Simpatisan berdoa bersama di depan Wijaya Pura, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (28/4/2015) malam. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Jelang eksekusi terpidana mati, dua pria dan dua perempuan berdoa dan menangis di depan dermaga Wijaya Pura, Nusakambangan Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (28/4/2015) dini hari.

Mereka berdoa dengan cara melingkar dan berpelukan. Mereka terdiri dari tiga warga negara asing dan satu warga Indonesia, berdoa dengan diiringi lagu gereja. ‎Lewat tengah malam, sambil berpelukan mereka berdoa dan menangis semakin kencang.

Salah satu simpatisan, Chairul menyebutkan mereka berdoa untuk semua terpidana mati jilid dua yang dieksekusi mati. Kesembilan orang tersebut tidak layak dieksekusi karena sudah berubah.

"Saya saja bisa berubah, lihat saya ini dulu, dulu saya merokok dan tampil seperti ini tapi sekarang sudah berubah," ujar Chairul sambil menunjukkan foto dirinya yang berambut gondrong dan bertato saat dipenjara Madium‎.

Chairul mengaku sengaja datang jauh jauh dari Malang berdoa untuk terpidana mati, khususnya Bryan (Raheem) yang merupakan teman pelayanannya di Gereja Madiun.

"Dia (Raheem) orangnya baik, ‎tidak tahu apa-apa hanya suruh tanda tangan saja. Tuhan lanjutkan rencanamu untuk kehidupan mereka semua," katanya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved