Pemasangan Patok Koordinat Bandara Kuloprogo Diiringi Tangisan Ibu-ibu Pemilik Tanah
Tangis ibu-ibu pecah di antara seruan penolakan tersebut. Beberapa menutup wajahnya dengan kain, lainnya mengusap air mata dengan tangan.
Satu lagi, tim bandara melakukan lobi serupa kepada kaluarga Kecuk atau Suryono. Upaya kedua ini gagal. Suryono menolak. Tim dan petugas pun terpaksa menentukan koordinatnya dari bahu jalan Daendels.
Ketua WTT Martono mengatakan, warga telah memberi kesempatan. Jika ada warga yang memperbolehkan, itu dipersilakan. Namun, menurutnya, itu tidak gratis. Artinya, suatu saat tim juga harus mendengarkan warga WTT.
"Kalau nolak ya dengarkan. Ada tanda koordinat bukan berarti tim bandara bisa masuk ke lahan kami," kata Martono.
Kasi Pengukuran BPN Kulonprogo, Obed Tri Pambudi, menyampaikan bahwa ada beberapa hambatan, namun akhirnya dapat terpasang koordinat secara persuasif. Satu warga mengizinkan, satu lainnya menolak. (*)