Minggu, 5 Oktober 2025

Politikus NasDem Yakin Kalimantan Utara Dapat Berkembang

Kalimantan Utara tidak perlu khawatir terjadinya penurunan pendapatan dari dana bagi hasil minyak dan gas setelah pisah dari Kalimantan Timur.

Editor: Y Gustaman
Tribun Kaltim/Junisah
Politikus Partai NasDem Jusuf SK (berpeci) yakin Kalimantan Utara akan berkembang. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru

TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Pemerintah Kalimantan Utara mendatang dan warganya tidak perlu khawatir terjadinya penurunan pendapatan dari dana bagi hasil minyak dan gas setelah pisah dari Kalimantan Timur.

"Waktu APBD kita besar, separuh saja terserap. Separuh jadi SILPA. Enggak apa-apa. Sekarang katakanlah separuhnya sisa karena dana bagi hasil menciut. Itu masih bisa jalan asal bersih tidak ada SILPA-nya," ujar politikus NasDem Jusuf SK, Minggu (11/1/2015).

Menurutnya, siapa pun Gubernur Kalimantan Utara terpilih nanti, harus mengejar pendapatan yang lebih besar untuk kesejahteraan rakyat. Karena, banyak potensi yang bisa digali untuk meningkatkan pendapatan di daerah ini.

Bakal calon Gubernur Kaltara ini mencontohkan, data dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menunjukkan, setidaknya ada sembilan titik minyak dan gas yang berada di Perairan Karang Unarang, Ambalat.

Potensi yang besar ini harus ditangkap dan diperjuangan Gubernur Kaltara nanti. "Tinggal cari investornya," sambungnya. Ia yakin Kalimantan Utara tak akan menjadi daerah yang terpuruk setelah memisahkan diri dari Kalimantan Timur.

Dia menjelaskan, Peraturan Pemerintah No 78 tahun 2007 yang mengatur tata cara pemekaran mensyaratkan pembentukan provinsi baru tidak boleh membuat provinsi induk mati dan provinsi yang dilahirkan harus bisa hidup.

Ia mencontohkan bagaimana Kota Tarakan bisa berkembang menjadi daerah maju setelah terpisah dari Kabupaten Bulungan. Kenyataan ini mematahkan mitos Kota Tarakan akan mati setelah pisah dari Kabupaten Bulungan.

"Ada seorang insinyur kehutanan. Begitu mendengar Tarakan mau lepas dari Bulungan, dia bilang 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Matilah Tarakan, tamatlah riwayatnya,'" ujarnya. Si insinyur sangsi dengan kemampuan Tarakan yang tak punya hutan dan batubara.

Ternyata setelah delapan tahun kembali ke Tarakan, si insinyur kehutanan kaget bukan kepalang. Tarakan berubah total, dari kampung menjadi kota. "Malah kita tidak lagi takut-takut mengklaim Singapura kecil," ujarnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved