Selasa, 30 September 2025

Impor Dosen UGM untuk Pemetaan Wilayah Longsor, Ganjar Pranowo Kurang Peka

Ide Gubernur Ganjar Pranowo meminta bantuan dosen UGM untuk pemetaan wilayah longsor di Jateng itu bagaikan cuaca yang anomali

tribunjateng.com/HERMAWAN HANDAKA
Gubernur Ganjar Pranowo dan Rektor Undip Prof Soedharto dalam acara Seminar Nasional IKA Undip, Kamis 11 September 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Hukum dan Komunikasi Unika Soegijapranata, Algooth Putranto, menilai ide Gubernur Ganjar Pranowo meminta bantuan dosen UGM untuk pemetaan wilayah longsor di Jateng itu bagaikan cuaca yang anomali.

Menurut Algooth, data kebencanaan sebenarnya sudah mencukupi, seperti peta bencana milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), maupun milik Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakorsurtanal). Algooth menilai, pada dasarnya yang dibutuhkan pemprov, pemkab dan pemkot di Jateng adalah ketegasan dalam mengikuti tata ruang yang telah ditentukan.

“Yang jadi persoalan adalah komunikasi di antara badan, departemen, pemprov dan pemda termasuk ke masyarakat perihal data kebencanaan yang seharusnya masuk dalam RTRW suatu daerah. Bukan justru memberi janji yang terdengar ironis bagi kalangan akademis di Jawa Tengah meskipun itu hak beliau,” ujarnya, kepada Tribunnews.com, Rabu (17/12).

Algooth menyebut ide Gubernur itu ironis, karena secara tak langsung mengatakan Jawa Tengah mengalami kekurangan ahli. Padahal di Jawa Tengah terdapat Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Sebelas Maret (UNS) dan kampus-kampus lain,” ujarnya.

Universitas Diponegoro memiliki ahli geologi teknik, sementara Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) memiliki Pusat Penelitian Mitigasi Bencana yang didirikan pada 2011 dan pada tahun lalu diresmikan Jusuf Kalla sebagai Kampus Peduli Kemanusiaan dan Mitigasi Bencana.

Sementara sudah sejak tahun 2010, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan inklinometer atau alat deteksi dini tanah longsor versi lokal yang sudah dipakai Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

“Selain itu jangan dilupakan tipe komunikasi orang Jawa Tengah adalah high context. Pernyataan Gubernur mungkin wajar dan menarik dijual ke media karena bertepatan dengan kunjungan yang dilakukan dan UGM adalah almamaternya. Namun tragis bagi semangat membangun orang Jateng. Bila beliau peka harusnya orang Jateng yang aktif dilibatkan,” tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved