Tradisi Mencabik Mayat Masih Bertahan di Banjar Buruan
"Agar tidak ngadek (mencium) bau busuk saat mengarak, makanya ngarap (mempermainkan mayat)," ujar pensiunan guru SDN 4 Tampaksiring itu.

Tribun Bali/ I Wayan Eri Gunarta
NGAYAK - Warga Banjar Buruan, Desa Tampaksiring tengah mencabik-cabik pembungkus mayat saat dalam perjalanan ke kuburan, beberapa hari lalu.
"Pengaputan ini juga untuk menghindarkan warga dari penyakit. Siapa tahu sewaktu masih hidup, mayat itu punya penyakit menular," ungkap pria kelahiran 31 Desember 1948 ini.
Pemuda setempat, I Ketut Rudita (29) mengaku gemar mencabik jasad orang meninggal menggunakan giginya.
Ia mengatakan tidak ada rasa apapun saat menggigit mayat.
"Biasa saja kok. Soalnya saat melakukan itu, saya setengah sadar," ungkapnya.