Tersangka Penganiaya Roni Bisa Bertambah
Polisi menahan enam orang tersangka pelaku penganiayaan Roni Saputra
"Waktu itu saya bertemu dengan security yang bersitegang dengan saya. Dia mengontak teman-temannya terus memukuli saya di area parkir," ucap Roni.
Menurutnya, ketika itu ada sekitar 15 orang yang mengeroyoknya. "Saya masih di atas motor dan dipegangin mereka. Saya tak bisa berbuat apa-apa dipukulin dan diinjak-injak hingga babak belur," katanya.
Serahkan Kepada Polisi
Kepala Sub Bag Humas RSHS yakni dr. Nurul Wulandhani mengakui adanya peristiwa pemukulan yang dilakuan petugas keamanan RSHS terhadap Roni, orang tua pasien pada Rabu (27/8).
"Kami menyesalkan peristiwa ini bisa terjadi," ujar Nurul, di RSHS, kemarin.
Berbagai keterangan telah beredar di media massa, namun untuk kepastian hukumnya, Nurul mengatakan, RSHS menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
Berdasarkan investigasi internal yang dilakukan manajemen RSHS, peristiwa bermula dari adanya kesalahpahaman antara Roni dengan petugas keamanan pada 25 Agustus 2014.
Saat itu sekitar pukul 10.30 WIB, Roni datang bersama seorang pengunjung lain ke area rawat inap RSHS. Sesuai kebijakan yang berlaku, petugas keamanan menanyakan tujuan kunjungan Roni dan kartu identitas penunggu pasien.
Roni menjawab bahwa dirinya merasa tidak perlu memakai kartu penunggu pasien, karena sudah lama menjadi penunggu pasien di RSHS. Sementara pengunjung lain yang datang bersama Roni diizinkan petugas masuk, karena mengenakan kartu penunggu pasien.
Roni juga mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas serta mendorong petugas keamanan seraya menantang untuk berkelahi kepada petugas. Petugas tidak meladeni tantangan tersebut. Namun Roni malah mengeluarkan kata-kata ancaman.
Setelah ditengahi oleh petugas keamanan lain, permasalahan itu pun dapat diredam.
Ternyata permasalahan tak hanya sampai di situ. Menurut Nurul, pada Rabu (27/8) pukul 22.30, petugas keamanan RSHS yang saat itu sedang melaksakan patroli di area parkir basement diserempet oleh seorang pengendara motor yang belakangan diketahui adalah Roni.
Setelah menyerempet, Roni memutarbalik kendaraannya sambil mengeluarkan kata-kata kasar, hinaan, makian dan ancaman kepada petugas. Pada saat itu, petugas keamanan yang berjumlah dua orang tersebut terpancing emosinya, dan terjadilah percekcokan mulut. Karena suasana tersebut semakin memanas, maka melalui alat komunikasi HT /handy talky petugas memanggil komandan regu mereka untuk dapat membantu menyelesaikan masalah.
Berhubung monitor terdengar oleh para anggota petugas keamanan lain yang bertugas di masing-masing pos, datanglah komandan regu diikuti oleh beberapa anggota petugas keamanan lainnya.
Kedatangan beberapa petugas lain ternyata tidak membuat Roni menghentikan aksinya. Puncaknya, menurut pengakuan petugas, secara spontan karena terpancing emosi terjadilah pemukulan oleh seorang petugas dan diikuti oleh beberapa petugas lainnya terhadap Roni.
Setelah pemukulan di basement COT tersebut, petugas keamanan mengajak Roni ke pos keamanan Gedung COT untuk mengklarifikasi dan menyelesaikan masalah tersebut, namun Roni tidak bersedia dan terus menuju ruang Anthurium tempat anaknya dirawat. (tis/cr4)