Angklung dari Desa Cigugur? Ada Pendi di Sana
Sanggar Angklung Lumbu, begitu yang tertera dalam sebuah spanduk di dalam sebuah sanggar sederhana yang bagian tepinya dipagari oleh rangkaian bambu
Editor:
Gusti Sawabi
Kalau sudah mendapatkan bambu yang diyakininya mempunyai kualitas yang baik, saat itu lah Pendi mulai eksekusi bambu-bambu ini menjadi angklung yang bersuara indah. “Kalau materialnya baik, angklung ini bisa tahan lama sekali. Hingga 80 tahun juga pasti tidak akan rusak,” ungkapnya.
Saat ini angklung-angklung Pendi banyak dipesan oleh instansi pendidikan di Jakarta, Bandung, Cirebon hingga kawasan Kabupaten Kuningan sendiri. Bahkan seiring perkembangannya, kini ia tak hanya membuat angklung tetapi juga alat musik tradisional lainnya yang berbahan material sama. Diantaranya, Suling sunda, suling datonis, calung dan juga arumba. Pintar-pintar ia memanfaatkan sisa materialnya.
“Tiap batang bambu jangan sampai ada yang terbuang. Yang biasa dipakai sebagai material kan dari mulai tengah ke atas, bawahnya bisa kita jual kembali untuk yang membutuhkan pembangunan rumah ataupun untuk bahan bakar.