Jumat, 3 Oktober 2025

Kasus Mutilasi di Siak

Angraini Berharap Seluruh Potongan Tubuh Anaknya Bisa Ditemukan

Satu dari enam korban dalam bentuk tengkorak, yang diduga merupakan jasad dari korban Rendi Hidayah, ditemukan di sebuah semak belukar di sekitar TPU.

Editor: Dewi Agustina
Angraini Berharap Seluruh Potongan Tubuh Anaknya Bisa Ditemukan - siak.jpg
Tribun Pekanbaru
Misna Angraini, ibunda Rendi Hidayah (10), anak yang dilaporkan hilang pada Agustus 2013 lalu. Jasad dari korban yang diduga jasad RH, ditemukan di sekitar lokasi TPU Bunut, Desa Pinang Sebatang Timur, Tualang, Kabupaten Siak, 7 Agutus 2014.
Angraini Berharap Seluruh Potongan Tubuh Anaknya Bisa Ditemukan - siak1.jpg
Tribun Pekanbaru
Lokasi penemuan jasad Rendi Hidayah (10), korban pembunuhan dan mutilasi di Siak.

TRIBUNNEWS.COM, SIAK - Raut wajah duka dan kesedihan masih terlihat di wajah Misna Angraini, ibunda dari Rendi Hidayah alias RH (10) salah seorang anak yang dilaporkan hilang pada 14 Agustus 2013 lalu. Wanita ini mendatangi keramaian orang yang merupakan awak media di Taman Pemakaman Umum (TPU) Bunut, Desa Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang.

Satu dari enam korban dalam bentuk tengkorak, yang diduga merupakan jasad dari korban Rendi Hidayah, ditemukan di sebuah semak belukar di sekitar TPU Bunut tersebut, Rabu (6/8/2014) lalu.

Wanita paruh baya ini mengaku tidak menyangka jika anaknya dibunuh dengan sadis oleh tersangka MD (19) itu. Karena MD dikenalnya cukup baik dan sering bermain bersama anaknya.

"Saya kenal Delvi, karena ia sering datang ke rumah dan membawa anak saya Rendi bermain," katanya.

Sebelum Rendi hilang, ibunda Rendi tidak pernah menaruh curiga sedikit pun akan kedekatan tersangka Delvi dengan anaknya sekitar setahun yang lalu.

Hampir setiap hari anaknya bermain bersama Delvi. Bahkan, tersangka Delvi juga sering bermain bersama anaknya Rendi di rumahnya, karena jarak antara rumahnya dengan rumah tersangka Delvi cukp dekat, hanya berjarak lebih kurang 500 meter. Bahkan, tidak jarang anaknya Rendi dimandikan oleh istrinya Dita.

"Saat saya pulang, mereka mengatakan, Uni (panggilan tersangka MD kepada ibu Rendi), Rendi susah saya mandikan," kata ibu korban ini menceritakan.

Ia menuturkan, anaknya Rendi Hidayah hilang pada 14 Agustus 2013 lalu. Saat itu anaknya baru pulang sekolah sekitar jam 5 sore, dan terlihat buru-buru membuka pakaian kemudian langsung pergi bermain. Sejak saat itu Rendi tidak lagi pernah kembali pulang ke rumah.

"Kami menunggu Rendi hingga magrib, namun tidak kunjung kembali," katanya.

Ibunda Rendi ini mengaku terus mencari keberadaan anaknya hingga ke Duri, rumah dari tersangka Delvi dan Dita. Saat anaknya hilang, tersangka Delvi dan istrinya Dita, pindah ke Duri.

Saat itu, ia langsung mencari rumah Delvi dan menanyakan kepadanya dimana anaknya Rendi berada. Namun, Delvi dan istrinya saat itu mengaku tidak mengetahui dimana anaknya.

"Mereka berdua menjawab tidak tahu. Dan jawaban itu mereka ucapkan dengan santai-santai saja seperti tidak ada terjadi apa-apa,"katanya.

Saat itu, ibunda Rendi ini mengaku sempat menaruh curiga kepada tersangka Delvi dan istrinya. Namun saat itu kedua tersangka itu mengaku tidak mengetahui. Ia mengaku tidak bisa mendesak Delvi karena ia tidak mempunyai bukti dan saksi yang kuat untuk menuduh Delvi sebagai pelakunya saat itu.

"Tersangka Delvi saat itu mengatakan, tiga hari yang lalu ada juga anak yang hilang. Selain itu Delvi juga menyatakan tidak ada saksi yang melihat ia membawa anaknya ke Duri," katanya

Ibu korban kembali mengatakan kepada tersangka pada waktu itu, bahwa ia menanyakan apakah anaknya ada di rumah tersangka atau tidak. Namun, Delvi menjawab tidak ada. Jika pun tersangka akan membawa Rendi, Ia pasti akan meminta izin padanya.

"Rendi tidak ada disini, kalaupun kami akan membawanya, maka kami tentu akan menminta izin kepasa Uni (sebutan untuk ibu korban). Selain itu, Rendi juga harus sekolah, jadi tidak mungkin kami membawa dia ke Duri," ujar ibu korban ini menceritakan penuturan tersangka Delvi dan istrinya Dita pada waktu itu.

Saat itu, ibunda mengaku percaya dengan jawaban dari tersangka. Ia kemudian kembali ke rumahnya di Perawang. Namun, sejak saat itu, ia tidak pernah membuat laporan anak yang hilang kepada polisi.

Ia baru melaporkan resmi kepada polisi, setelah ia mendengar ada penemuan mayat di Perawang, pada 22 Juli lalu.

Ibunda Rendi berharap agar polisi bisa mengungkap kasus itu dan menghukum tersangka dengan seberat-beratnya.

"Saya harap pelaku dijatuhi hukuman mati," harapnya.

Selain itu, dia juga berharap agar potongan jasad yang ditemukan dalam kondisi menjadi rangka dan tidak utuh, yang diduga jasad anaknya Rendi itu, bisa diungkap dan ditemukan secara utuh, karena jasad yang ditemukan di TPU Bunut saat itu, hanya potongan tengkorak kepala dan beberapa bagian kaki dan tangan saja yang ditemukan.

"Saya berharap potongan rangka anak saya bisa ditemukan secara utuh, sehingga saya dapat menyemayamkan anak saya di tempat peristirahatan yang layak," katanya. (cr5)

Tags
Siak
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved