Siswa Putus Sekolah di Kotamobagu Rata-rata karena Hamil
Sebanyak 16 siswa kelas XII sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat putus sekolah atau drop out pada tahun ini.
Laporan Wartawan Tribun Manado, Edi Sukasah
TRIBUNNEWS.COM, KOTAMOBAGU - Sebanyak 16 siswa kelas XII sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat putus sekolah atau drop out pada tahun ini. Latar belakang permasalahan keluarga dan pergaulan bebas merupakan dua faktor yang kerap muncul pada anak putus sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotamobagu Rukmini Simbala mengatakan telah melakukan uji petik sederhana terhadap beberapa anak putus sekolah. Setelah dikonfirmasi langsung pada siswa putus sekolah, mereka mengaku berasal dari keluarga bermasalah (broken home).
"Alasan tersebut umumnya menimpa kepada siswa laki-laki. Jadi persoalan di rumah masih terbawa-bawa ke sekolah. Sebagian juga mengaku karena merasa tertinggal dalam pelajaran serta pengaruh pergaulan," ujar Rukmini, Selasa (17/6/2014).
Adapun pada para siswi yang putus sekolah, permasalahan yang muncul adalah pergaulan bebas. Rukmini mengatakan, beberapa siswi memutuskan keluar sekolah karena hamil. Hal tersebut bukan hanya terjadi pada siswi SMA, tapi juga para pelajar yang masih duduk di sekolah menengah pertama (SMP).
"Hal ini yang kami temui di lapangan saat melakukan klarifikasi langsung kepada siswa dan siswi yang drop out," kata dia.
Rukmini mengatakan, pemerintah melancarkan program memanggil kembali para siswa yang putus sekolah. Program ini sudah dimulai beberapa waktu lalu. Rukmini mengatakan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sudah meminta kepada pemerintah daerah kabupaten dan kota untuk mendata siswa putus sekolah.
"Bila siswa putus sekolah karena ketidakmampuan biaya, maka pemerintah akan akan menanggungnya. Ini mungkin mulai diberlakukan tahun mendatang," Rukmini menambahkan.