Kondisi Puskesdes Memprihatinkan Dokter Datang Hanya Sebulan Sekali
Di pinggirankotadi Sulawesi Utara, masih terdapat Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang terbengkelai. Dokter jarang datang
Untuk itu ia berharap agar ada bidan yang datang setiap hari. "Lebih bagus kalau datang setiap hari," ungkapnya.
Keterangan berbeda disampaikan oleh Hukum Tua Desa Bulo, Jeremikus Damare yang mengungkapkan bidan yang datang ke desa seminggu tiga kali. Hal ini karena bidannya sedang hamil muda, makanya ia memaklumi kalau datangnya tidak setiap hari. "Tapi dahulu datangnya setiap hari," ujarnya.
Ia mengungkapkan warganya yang terdiri dari 238 KK dengan jumlah penduduk 800 jiwa, kalau terganggu kesehatannya lebih senang berobat keManado. Meski sudah diimbau untuk memanfaatkan bidan yang ada.
Sementara itu, Warga Desa Lantung mengeluhkan kondisi Puskesmas Pembantu di Desa tersebut yang rusak parah. Sejak rusaknya Puskesmas tersebut, warga mengaku hanya memakai obat generik yang dibeli di warung serta obat tradisional.
Theo Muthia, warga Desa Lantung mengatakan, warga yang sakit terpaksa beli obat generik di warung. "Padahal bila ada Puskesmas, tentunya obat gratis," kata dia.Adapula warga yang sakit, memilih pergi ke tukang pijit atau mengkonsumsi obat dari akar-akaran. Warga memang tak punya pilihan lain, karena jarak menuju Puskesmas Wori cukup jauh.
Menurutnya, warga sudah berulangkali minta pemerintah memperbaiki puskesmas tersebut.
Pantauan Tribun Manado, di Desa Lantung, Puskesmas Pembantu disanayang berada di tengah Desa sudah cukup lama tak difungsikan. Keberadaannya seperti sudah dilupakan warga Desa tersebut. Plang Puskesmas masih terpasang di halaman, nampak kusam serta tulisannya sudah tak terbaca jelas.
Rumput di halaman itu sudah tak terawat, banyak yang telah merambat ke ruangan. Yang paling parah adalah bangunan tersebut. Dipenuhi rayap, bangunan itu terancam roboh. Jika malam, bangunan tersebut menjadi angker.
Kepala Puskesmas Wori Joice Maramis ketika dikonfirmasi membenarkan rusaknya tiga Puskesmas Pembantu tersebut. "Memang kondisinya rusak parah," kata dia.
Menurut Joice, pihaknya berkebijakan menghentikan pelayanan kesehatan disanakarena kondisi bangunan yang rusak parah. Selain infrastruktur, Joice membeber, masalah lainnya adalah minimnya tenaga dokter serta bidan. "Itu masalah yang umum di sini," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Sandra Rotty mengakui ketidaklayakan Puskesmas pembantu di tiga Desa itu. "Kami sudah usulkan di APBD Perubahan," katanya.
Kekurangan Perawat dan Bidan
Kabupaten Minahasa keseluruhan mempunyai 21 Puskesmas yang tersebar di hampir semua wilayah kabupaten ini. Kondisi semua Puskesmas ini masih berfungsi dengan baik.
"Pasti semua berfungsi, karena kalau tidak bagaimana nanti kondisi masyarakat sekitar," ujar Kepala Dinas Kesehatan, Yuliana Kaunang, Selasa (27/5/2014).
Dikatakannya, komitmen Pemkab untuk memprioritaskan pembangunan tahun ini benar-benar dilakukan. Seperti pembangunan empat puskemas baru dan penambahan 11 dokter PTT yang disebar di Puskemas yang membutuhkan dan dibiayai oleh Pemkab Minahasa.
" Empat Puskesmas yang dibangun itu sebenarnya, Puskesmas lama. Tapi bangunan lama dihancurkan dan dibangun baru. Minahasa beberapa tahun ke depan lakukan moratorium PNS, jika nanti tunggu pengangkatan, akan lama. Sehingga pak Bupati mengambil kebijakan mengangkat dokter PTT yang dibiayai oleh APBD," ujarnya.
Dengan ketersediaan dokter PTT tersebut, Yuliana memastikan tak ada kekurangan dokter di setiap Puskesmas. Namun untuk tenaga perawat dan bidan, memang masih kekurangan. "Tak ada alasan Puskesmas tak ada dokter. Saat ini, rata-rata Puskesmas dihuni dua dokter. Namun untuk perawat dan bidan kami masih merencanakan untuk penambahan," tutut Yuliana.
Pernyataan Yuliana ini diperkuat oleh beberapa pernyataan warga Minahasa, seperti di Kecamatan Kombi, Langowan, Tompaso dan Tondano. Menurut pengakuan sejumlah warga tersebut, Puskemas di daerah mereka masih berfungsi dengan baik.