Pemprov Jatim Klaim Tolak Banyak Penghargaan Luar Negeri untuk Soekarwo
Pemberian penghargaan internasional oleh lembaga di luar negeri terhadap pemerintah daerah (pemda) di Indonesia, tampaknya tengah menjadi tren.
Laporan Wartawan Surya Mujib Anwar
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pemberian penghargaan internasional oleh lembaga di luar negeri terhadap pemerintah daerah (pemda) di Indonesia, tampaknya tengah menjadi tren.
Ini terlihat dari banyaknya tawaran penghargaan atau award yang disampaikan ke Pemprov Jatim.
Kepala Biro Kerjasama Pemprov Jatim Lily Sholeh mengatakan, dalam setahun Pemprov Jatim terkadang mendapat tiga tawaran penghargaan dari lembaga di luar negeri. Baik yang mengatasnamakan lembaga pendidikan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), maupun yayasan.
"Tahun 2013, misalnya, Pemprov Jatim menerima pemberitahuan lewat surat elektronik (surel) dari dua lembaga di Amerika Serikat. Surat dikirimkan melalui alamat email saya," ujarnya, Minggu (11/5/2014).
Surel pertama, kata Lily, berasal dari LSM yang ingin memberikan penghargaan katagori Good Governance (pengelolaan pemerintahan yang baik) kepada Gubernur Jatim Soekarwo.
Sedangkan surel kedua, dari sebuah perguruan tinggi yang menyatakan akan memberikan penghargaan kategori Peningkatan Ekonomi kepada Pakde Karwo.
"Tapi kami tidak pernah merespon keberadaan surat email dari lembaga di luar negeri tersebut. Meski mereka bilang, akan memberikan penghargaan ke Pemprov Jatim," tegasnya.
Menurut Lily, pertimbangan pihaknya menolak karena dirinya terlalu sering menerima surat dari sejumlah lembaga internasional yang ingin memberikan penghargaan kepada Gubernur Jatim.
Padahal, jika serius dan ingin menindaklanjuti surel tersebut, pihaknya harus meneliti dan melakukan pengecekan terlebih dulu untuk memastikan apakah informasi yang disampaikan betul atau tidak.
Caranya, yakni menelusuri dan mengecek lewat internet. Lalu melakukan verifikasi ke perwakilan negara asal lembaga yang akan memberikan penghargaan itu yang ada di Indonesia. Selain itu, konfirmasi informasi ke KBRI atau KJRI yang ada di negara asal lembaga tersebut juga harus dilakukan.
"Proses cek dan ricek ini butuh waktu yang cukup lama," jelasnya.
Dengan pertimbangan itu, pihaknya, kata Lily memutuskan tidak menanggapi dan menjawab surel tawaran pemberian penghargaan yang disampaikan banyak lembaga internasional di luar negeri.
"Daripada nanti malu dan kisinan, karena lembaga yang memberi penghargaan ternyata tidak kredibel, lebih baik tidak usah ditanggapi," tegasnya.
Keberadaan penghargaan internasional sempat menarik perhatian publik, ketika Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan mendapat penghargaan Socrates Award 2014 dari Europe Businness Assembly (EBA), lembaga yang bermarkas di Oxford, Inggris, beberapa waktu.
Setelah ditelusuri, ternyata penghargaan yang diterima Risma bukan Socrates Award 2014 untuk kategori Innovative City of The Future.
Tapi, Risma hanya menerima The United Europe Award, untuk katagori 'For Personal Contribution to the Development of Europe Integration'.