Bupati Garut Siap Cari Dana Bangun Jembatan di Cibalong
Selama ini, warga dan para pelajar di MI dan MTs Al Mannar harus terjun ke Sungai Cibaluk untuk menyeberanginya
lihat foto
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Bupati Garut Rudy Gunawan segera merencanakan pembangunan jembatan penghubung Desa Mekarwangi dan Desa Sagara di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. Selama ini, warga dan para pelajar di MI dan MTs Al Mannar harus terjun ke Sungai Cibaluk untuk menyeberanginya.
"Saya akan ke sana. Tahun ini, tidak ada dana dari APBD untuk pembangunan jembatan itu. Tapi kita tidak boleh putus asa. Saya akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk membangunnya," kata Rudy saat ditemui seusai membuka Seleksi Calon Mahasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik), di SMAN 1 Garut, Selasa (6/5/2014).
APBD 2014, kata Rudy, telah ditandatangani oleh bupati sebelumnya. Dalam APBD itu, jumlah anggaran untuk renovasi jembatan sangat kecil. Karenanya, untuk sementara, Rudy akan mengajak sejumlah perusahaan untuk menyalurkan dana corporate social responsibility (CSR) untuk membangun jembatan tersebut.
"Saya akan carikan dananya. Termasuk untuk yang di Pakenjeng. Tahun 2015, saya akan anggarkan untuk program pembangunan 1.000 meter jembatan. Nanti jembatannya bukan jenis rawayan, tetapi jembatan beton," ujarnya.
Rudy mengatakan hal serupa akan dilakukan untuk memperbaiki jembatan di Pakenjeng yang terputus 14 April 2014 dan menyebabkan puluhan pelajar menyeberang menggunakan ban dan rakit ke sekolah.
Menurut dia, hampir semua jembatan gantung di Kabupaten Garut berkondisi rusak. Hal ini dapat membahayakan warga dan kehidupan sehari-hari mengingat jembatan merupakan salah satu hal terpenting dalam infrastruktur transportasi. Rudy berjanji, pada 2015 ia akan meningkatkan anggaran untuk jalan dan jembatan dari Rp 80 miliar menjadi Rp 300 miliar.
Sebagaimana diberitakan, puluhan pelajar MTs harus menyeberangi derasnya Sungai Cibaluk untuk mengikuti UN SMP sederajat. Kadang-kadang mereka mengikuti ujian dalam keadaan seragam basah karena terpeleset saat menyeberangi sungai.
Karena arus Sungai Cibaluk kian deras, 23 peserta UN MTs Al Mannar di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, terpaksa menginap di sekolah dan rumah warga selama ujian berlangsung sampai Kamis (8/5). Para siswa itu tidak diperkenankan pulang ke rumah mereka di Desa Mekarwangi.
Pada hari pertama UN, 23 peserta UN ini terpaksa menyeberang Sungai Cibaluk karena tidak ada jembatan yang menghubungkan permukiman mereka di Desa Mekarwangi dengan lokasi sekolah di Desa Sagara. Namun, saat mereka akan pulang pada siang hari, sungai tersebut berarus semakin deras dan berbahaya jika dilalui langsung.
Kepala MTs Al Mannar, Miftah Yamin, mengatakan, akhirnya seperti biasa sekolah mengharuskan para peserta UN untuk menginap di sekolah. Tiga belas peserta laki-lakinya tidur di ruang kelas dengan beralas tikar, sedangkan sepuluh peserta UN perempuannya tinggal sementara di rumah-rumah warga di sekitar sekolah.
"Warga sekitar sekolah banyak yang menyumbang makanan untuk para peserta UN ini. Begitu juga untuk kebutuhan penunjang lainnya. Supaya aman bagi mereka dan mereka juga tetap melaksanakan UN dengan baik," kata Miftah, kemarin.
Seorang peserta UN dari MTs Al Mannar, Abdul Haris (15), mengatakan, setelah melaksanakan UN hari pertama, dia dan peserta ujian lainnya menginap di sekolah. Dia pun awalnya hanya membawa alat tulis dan seragam yang dikenakannya.
"Saat air sungai cukup surut, orang tua saya mengantarkan baju dan makanan. Begitu juga orang tua yang lainnya. Mereka yang menyeberangi sungai ke sekolah. Saya sangat terharu dan bersyukur. Semoga kami semua lulus UN dan tidak mengecewakan siapa pun," kata Abdul.
Abdul mengatakan tidur di lantai beralas tikar dalam ruang kelas bersama teman-temannya. Di sekolah, dia bisa belajar bersama. Tidak ada yang membuatnya tidak nyaman, kata Abdul, kecuali nyamuk yang mengganggunya belajar dan tidur. (sam)
