Selasa, 7 Oktober 2025

Pemilu 2014

Caleg Usir Tiga Keluarga Gara-gara Gagal Raih Kursi Dewan

Tiga keluarga miskin harus hengkang dari rumah mereka yang dibangun di atas tanah milik para caleg yang gagal melaju ke DPRK.

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Caleg Usir Tiga Keluarga Gara-gara Gagal Raih Kursi Dewan
Serambi Indonesia/Khalidin
Bocah berjalan di puing bangunan rumah milik Iskandar alias Kelik (32) penduduk RW IV Desa Mukti Makmur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam yang disuruh bongkar oleh pemilik tanah sebagai ekses pascapemilu 2014, Selasa (15/4/2014).

TRIBUNNEWS.COM, SUBULUSSALAM - Ada-ada saja dampak Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. Di Kota Subulussalam, misalnya, tiga keluarga miskin harus hengkang dari rumah mereka yang dibangun di atas tanah milik para caleg yang gagal melaju ke DPRK.

Kasus hengkangnya tiga keluarga miskin itu terjadi di RW IV, Desa Mukti Makmur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam. Warga yang jadi ‘korban politik’ adalah keluarga Iskandar alias Kelik (32), Romedi (55), dan Chandra (42).

Pantauan Serambi (Tribunnews.com Network) yang turun bersama sejumlah wartawan lainnya ke lokasi kejadian, Selasa (15/4/2014) sore, tampak dua bangunan rumah semipermanen milik Kelik dan Romedi telah dirobohkan. Di lokasi hanya tersisa sebagian dinding, lantai, dan puing-puing bangunan. Beberapa warga sekitar membenarkan rumah berukuran 6X9 meter itu dirubuhkan oleh caleg yang gagal mendapat kursi. Pembongkaran kedua rumah di RW IV, Desa Mukti Makmur terjadi Jumat 11 April 2014 namun berita itu baru mencuat empat hari setelah kejadian.

Saat diwawancarai wartawan, Romedi mengakui mereka harus membongkar rumah karena disuruh pindah oleh pemilik tanah yang gagal menjadi anggota dewan.

"Iya ini gara-gara coblosan, caleg dari PBB nomor urut 2, pas habis pemilihan ternyata suara di sini cuma satu, langsung kami didatangi kok enggak pergi mbah, kok enggak pergi-pergi, pergi aja mbah," kata Romedi mengutip saran pemilik tanah.

Keluarga Romedi dibantu warga sekitar membongkar rumah yang selama ini ditempatinya dan pindah ke tanah sebelah yang dipinjampakaikan oleh warga lainnya. Romedi didampingi anaknya, Riyan Sahputra mengaku sangat terpukul dengan kejadian itu. Hingga Selasa (15/4/2014), Romedi bersama keluarganya masih menempati pondokan baru yang belum rampung.

Nasib yang hampir sama dialami Iskandar alias Kelik. Namun Kelik meminta wartawan tidak membesar-besarkan masalah itu karena caleg dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) tersebut sudah dianggapnya abang sendiri.

"Padahal saya memilih beliau saat pencoblosan, tetapi kemungkinan ada yang mengisukan saya tidak mendukung beliau hingga terjadilah peristiwa ini. Akhirnya saya memutuskan pindah sajalah," kata Kelik yang ditemui di sela kesibukannya membangun pondokan baru di atas lahan yang dipinjamkan oleh seorang kerabatnya.

Wahyono, orangtua caleg dari Partai Hanura yang dikonfirmasi wartawan di kediamannya membantah mengusir warga bernama Kelik. Menurut Wahyono, persoalannya dengan Kelik bukan hanya masalah pileg, bahkan Wahyono sempat menangis saat berbicara dengan Kelik.

Wahyono yang juga mantan kepala desa menyatakan tanah yang selama ini ditempati oleh Kelik merupakan miliknya yang sah.

"Siapa yang nyuruh bongkar? Aku enggak nyuruh bongkar. Tadi kan udah saya bilang, kalau enggak senang sama keluargaku, pindah saja. Aku enggak ada suruh pergi tapi pindah!" ujar Wahyono menjelaskan.

Wahyono mengakui anaknya maju sebagai caleg dari Partai Hanura dan dia sempat berkompromi dengan sang putra agar tidak sampai terjadi perpecahan akibat pileg. Ketika ditanya apakah memang Kelik dan keluarganya tidak memilih sang anak, Wahyono mengaku tidak tahu.

"Aku waktu nyoblos itu enggak ngintip, kan waktu nyoblos itu mana ada kotaknya. Kalau dia milih sama enggak itu urusan dia sama Allah, tapi soal senang tidak senang itu urusan aku," tegas Wahyono sambil menyebutkan kalau dia sudah terbiasa dengan masalah kalah menang namun yang menjadi persoalan yakni soal tidak senang dengan keluarganya.

Widya Ningsih, Caleg Partai Bulan Bintang (PBB) nomor urut Dapil I Simpang Kiri yang diminta tanggapannya terkait kabar bahwa dia mengusir warga yang tidak mendukungnya, pada awalnya enggan menanggapi kabar itu. Namun karena wartawan ingin mendapatkan hak jawabnya, akhirnya Widya memberikan tanggapan.

Widya membantah mengusir Romedi namun membenarkan dia bertanya kenapa tidak berterimakasih pada keluarganya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved