Rumah Terpidana Mati Siti Zainab Dipenuhi Tetangga

TRIBUNNEWS.COM. BANGKALAN - Saat-saat yang ditunggu para tetangga terpidana mati Siti Zainab (44) pun tiba. Itu setelah putra sulung dan kakak perempuannya, Syarifudin (22) dan Halimah (52) tiba dari Saudi Arabia, Minggu (30/3/2014).

Sejak Senin (31/3/2014) pagi, saudara dan tetangga dekat silih berganti duduk di latar rumah Siti Zainab yang terletak di Jalan Pesarean Syaichona Cholil. Mereka ingin tahu kabar terakhir Siti Zainab di penjara Madinah dan hasil pertemuan dengan pihak ahli waris Nurah bin Abdullah, majikan yang dibunuh Siti Zainab di tahun 1997 silam.

Aneka suguhan mulai dari air zam-zam, kacang arab, hingga kurma disediakan Halimah. Bahkan para tamu diberikan oleh-oleh berupa dupa yang dibungkus plastik. Obrolan mendadak sedikit gaduh ketika salah seorang tamu perempuan mendengar kabar bahwa Siti Zainab bebas tanpa syarat.

"Di radio pagi tadi dikabarkan bebas," tutur perempuan separuh baya sambil menyebut salah satu radio lokal.

Tentu saja kabar itu dibantah Halimah dan Syarifudin. Keduanya juga menyayangkan kabar terkait uang diyat sebesar Rp 90 miliar yang diminta pihak keluarga ahli waris korban.

"Saya mendengar (diyat) saat berada di Madinah. Itu tidak benar. Pembahasan belum sampai pada urusan diyat," tutur Syarifudin yang akrab disapa Ipong.

Keberangkan Ipong dan Halimah ke Saudi Arabia yang difasilitasi Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementrian Luar Negeri pada Kamis (20/3/2014) itu merupakan upaya pemerintah untuk membuka dialog dengan keluarga ahli waris korban.

"Sangat sulit bertemu langsung dengan keluarga ahli waris," ungkap Ipong.

Perasaan siswa kelas XII itu akhirnya lega ketika Lembaga Pemaafan Saudi Arabia mampu melakukan upaya lobi kendati hanya melalui telpon. Di hadapan dua Staf KJRI, dan dua Staf Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementrian Luar Negeri, Lembaga Pemaafan Saudi Arabia menyampaikan permohonan maaf keluarga Siti Zainab.

"Keluarga ahli waris akan mengabari hasilnya satu minggu lagi," jelasnya.