Oknum Brimob Diduga Ikut Serbu Desa Simpangsari Garut
Warga Kampung Simpangsari, Garut, diserang segerombolan orang bersenjata api.
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Warga Kampung Simpangsari, Desa Mekarsari, Kecamatan Cibalong, Garut, diserang segerombolan orang bersenjata api diduga pihak PTPN VII Bunisari Lendra, Selasa (26/2/2014) kemarin.
Namun, Polres Garut justru menuding warga kampung lah yang terlebih dulu memicu adanya penyerangan tersebut.
Kapolres Garut Ajun Komisaris Besar Arif Rachman mengatakan, insiden penyerangan itu diawali pelemparan terhadap dua truk pengangkut karet milik perkebunan Bunisari Lendra PTPN VIII.
Arif mengatakan, sekitar pukul 14.10 WIB, insiden kali pertama terjadi saat warga melempar dua truk tersebut sampai kaca depannya pecah. Kemudian, dua truk ini kembali ke garasi dan pekerja perkebunan marah.
Mereka kemudian mendatangi kampung warga, yang diduga melakukan pelemparan tersebut. Akhirnya, mereka melakukan pelemparan terhadap sebuah rumah warga sampai rusak.
"Kami harus buktikan, siapa yang melempar truk dan siapa yang melempar rumah. Akan kami tanyakan sejumlah saksi," kata Arif, saat ditemui di Kecamatan Cisompet, Selasa (25/2).
Permasalahan utama dari kejadian ini, tuturnya, adalah diperpanjangnya Hak Guna Usaha perkebunan Bunisari Lendra. Dengan demikian, warga yang tidak terima tanah yang telah digarapnya dikembalikan, kemudian bereaksi.
"Untungnya semua bisa tahan diri dan tidak ada kontak fisik, hanya korban benda. Sedang kami perdalam apa ada keterlibatan oknum Brimob. Kata masyarakat seperti itu, kita buktikan benar apa tidak," katanya.
Warga yang rumahnya dirusak, Isek Sudirman (45), mengatakan peristiwa terjadi sekitar pukul 14.30. Sebelumnya, warga di kampung tersebut telah mendengar kabar bahwa pihak perkebunan Bunisari Lendra PTPN VIII akan menyerang kampung tersebut atas sengketa lahan antara warga petani dan pihak perkebunan.
"Tapi ternyata ada suara tembakan senjata api. Warga yang sudah siap menghadang kemudian berlarian bubar. Warga melihat ada dua orang oknum berseragam mirip Brimob dengan senjata api lengkap, datang bersama jawara perkebunan," kata Isek saat dihubungi melalui ponsel, Selasa (25/2) sore.
Ketua Kelompok Tani Mekarsari Mandiri ini pun mengatakan rumahnya kemudian dirusak. Uang Rp 3,7 juta hasil dagangnya pun hilang. Hanya lemari pendingin yang tersisa. Istri dan ketiga anaknya pun berlarian menyelamatkan diri saat kejadian dan masih syok.
Sebelumnya, katanya, sebanyak 9 hektare lahan yang Hak Guna Usaha (HGU) PTPN VIII-nya sempat habis di Leuwijurig dan 20 hektare lahan di Rancaeceng dirusak pihak perkebunan. Padahal sebelumnya telah ditanami pisang oleh warga.