Senin, 6 Oktober 2025

Inspirasi

Mimpi Sederhana Nur Yasin, Pelopor Pertanian Organik dari Sulsel

Pada saat petani lain memacu produksi dengan pupuk kimia, Nur Yasin malah memelopori pertanian organik.

Tribunnews.com/ Agung Budi Santoso
Nur Yasin, pelopor pertanian organik, sedang memanen sayuran kangkung di lahan cocok tanamnya di Dusun Maralleng, Desa Pao Pao, Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Selasa (4/2/2014). 

Program peningkatan Penghidupan Masyarakat Pesisir, yang disokong Oxfam (organisasi kemanusiaan dan bantuan asal Inggris), memang sengaja membidik petani-petani inspiratif seperti Nur Yasin.

Apalagi kawasan pesisir seperti Desa Pao Pao, Tanete Rilau, di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, ini mengalami kerusakan lingkungan sejak tahun 1980 akibat penebangan hutan mangrove menjadi tambak-tambak dengan sistem perikanan kimia.

Awalnya, tambak-tambak udang dan bandeng di kawasan itu sukses. Tapi lama-lama terjadi kerusakan lingkungan. Hutan mangrove (bakau) dibabat, tapi setelah menjadi tambak ternyata usia pemakaiannya tak lama.

Datang berbagai macam penyakit yang merusak produksi tambak udang. "Tambak pun dibiarkan terlantar, lalu mereka kembali ke laut sebagai nelayan," tutur Boedi Sardjana.

Prihatin dengan kerusakan ekologi, petani sekitar diberdayakan untuk menerapkan sistem pertanian organik. Tujuannya, menormalisasi lingkungan dari kerusakan sekaligus meningkatkan taraf hidup mereka agar tidak sekadar menjadi nelayan
penangkap ikan. Nah, Nur Yasin, adalah sedikit dari sosok-sosok masyarakat setempat yang berhasil dibina untuk menghidupkan kembali lahan-lahan yang semula mengalami kerusakan lingkungan tersebut agar kembali produktif.

"Kita berikan dampingan dan bimbingan. Tidak dengan dana, tapi dengan penyuluhan, pemberian peralatan dan teknologi bertani organik," kata Soni Kusnito, salah satu fasilitator dari Oxfam yang memberikan dampingan untuk petani organik seperti Nur Yasin.

Yasin sendiri mengakui, tanaman sayurannya tidak mudah terkena penyakit sejak memakai pupuk kompos dan pupuk cair organik berbahan kotoran sapi dan sekam gergaji itu.

"Dulu waktu pakai pupuk kimia, tanaman itu gampang banget kena penyakit bercak. Sekarang tahan penyakit," ujarnya. Dan yang terpenting, "Berhentilah meracuni diri sendiri," imbuhnya.

Nur Yasin yang mengaku kutu buku sejak kecil itu mengaku ngeri melihat fakta banyaknya kasus penyakit kanker yang salah satu pemicunya karena kebiasaan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang terpapar pestisida. Semoga Anda ikut terinspirasi dengan ilmu pertanian organik dari sosok yang tak pernah mengenyam pendidikan pertanian di perguruan tinggi ini. 

Kontak Nur Yasin: 081257063257 

Email: [email protected]


Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved