Jumat, 3 Oktober 2025

Kisah Perantara yang Sering Diminta Sediakan Cewek untuk Tamu Pejabat

Bila mendapat order dari pajabat untuk kepentingan ‘gratifikasi’, Deo pun ikut repot

Editor: Dewi Agustina
net
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Wanita panggilan bukan hanya menjadi pemuas nafsu para pengguna jasanya.

Penelusuran Tribun Jateng (Tribunnews.com Network), mereka juga dijadikan hadiah untuk para kolega klien mereka. Tujuannya pun beragam, ada yang untuk memuluskan proyek hingga alat peredam kasus.

Deo (nama samaran), adalah satu di antara perantara yang kerap diminta menyediakan perempuan panggilan.

"Saya beberapa kali diminta menyediakan cewek untuk tamu pejabat. Baik untuk tamu dari kalangan internal maupun eksternal instansi. Biasanya yang paling sering terkait pemeriksaan (penggunaan) anggaran," ujar Deo kepada Tribun Jateng, Senin (3/2/2014).

Bila mendapat order dari pajabat untuk kepentingan ‘gratifikasi’, Deo pun ikut repot. Ia harus terlebih dahulu "mempresentasikan" wanita panggilan yang hendak disewanya di hadapan para tamu.

"Saya bolak-balik bawa cewek, namun kadangkala para tamu pejabat itu tidak cocok. Sehingga harus bawa lagi dan bisa jadi tidak cocok lagi," katanya. Untuk mensiasati agar tidak bolak-balik, Deo biasanya membawa tiga wanita panggilan sekaligus.

Di balik kerepotannya menyediakan pesanan pejabat, ada berkah yang bisa dikeruk Deo, berupa tarif mahal yang siap dibayar sang pejabat pemesan.

"Biasanya satu cewek Rp 2 juta untuk sekali kencan," tambahnya.

Lantas bagaimana kriteria wanita panggilan yang diinginkan para tamu pejabat tersebut? Umumnya, jelas Deo, mereka tidak mau "dijamu" wanita panggilan profesional. Sebagian besar meminta disediakan mahasiswi yang ‘nyambi’.

"Yang tidak profesional maksudnya yang tidak memiliki mucikari," tuturnya.

Lalu, setelah disuguhi cewek panggilan apakah pemeriksaan keuangan atau anggaran berjalan sesuai yang dikehendaki?

"Biasanya ada hasilnya. Hasil pemeriksaan biasanya semuanya beres. Kalau pun ada temuan, itu kecil-kecil saja," katanya.

Budaya “menghadiahi” perempuan kepada pejabat bukan hal baru. Beberapa waktu lalu, Indonesia sempat dihebohkan kelakuan anggota DPR RI Al Amin Nasution. Pada persidangan kasus suap alih fungsi hutan lindung Kabupaten Bintan, 7 Juli 2008 lalu terungkap, Al Amin minta disediakan wanita.

Keinginannya tersebut disampaikan kepada Sekda Bintan waktu itu, Azirwan. Dalam rekaman hasil sadapan pembicaraan telepon antara Al Amin dan Azirwan yang dibeberkan Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam sidang, Al Amin minta “dicarikan seperti yang semalam yang baju putih”.

Sebelumnya, Tribun Jateng melakukan penelusuran tentang keberadaan wanita panggilan papan atas di Kota Semarang. Mengejutkan, tidak begitu sulit mencarinya di Kota Atlas. Pengguna wanita panggilan pun beragam. Mulai dari kalangan orang-orang biasa hingga artis papan atas saat mereka singgah di Semarang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved