Oknum Caleg Diduga Aniaya Petrus Hingga Tewas
Petrus Hotahayat Riwu, warga Alak, Kota Kupang, diduga tewas dianiaya diduga dilakukan Monce Baun, Cs
Laporan Wartawan Pos Kupang, Simon Seli Tupen
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Petrus Hotahayat Riwu, warga Alak, Kota Kupang, diduga tewas dianiaya, Kamis (9/1/2014), pukul 06.00 wita. Penganiayaan yang terjadi Minggu (5/1/2014), itu diduga dilakukan Monce Baun, Cs.
Monce adalah Calon Legislatif (Caleg) DPRD Kota, Daerah Pemilihan (Dapil) Alak dari Partai Bulan Bintang. Sepupu korban, Don Riwu, dan bapak kecil Petrus, Dikson Riwu mendatangi Polsek Alak, Kamis (9/1/2014), pukul 08.00 Wita. Mereka melapor adanya kejanggalan atas insiden kematian Petrus Hotahayat Riwu, Kamis (9/1/2014).
Dikonfirmasi ihwal kematian Petrus, Dikson menjelaskan, "Kami keluarga kurang tahu pasti. Informasi yang beredar diduga ada percecokan pada hari Minggu (5/1/2014) di rumah Monce Baun."
Atas insiden itu, kata Dikson, pihak keluarga datang di Polsek Alak untuk meminta Kapolsek segera ke tempat kejadian perkara (TKP) memperdalam kasus penganiyaan terhadap Petrus, yang diduga dilakukan oleh Monce, Cs.
Sekitar pukul 02.30 Wita, demikian Dikson, Kapolsek Alak, AKP Marthen Kana, dikawal Mikael Wila Here bersama tiga orang anggota Polsek Alak turun ke rumah duka melihat Petrus dan melakukan olah TKP di rumah Monce.
Dikson menjelaskan, berdasarkan keterangan yang disampaikan Bendelina, istri Monce, bahwa Petrus yang diduga mengonsumsi minuman keras (miras) mendatangi rumahnya. Saat itu, Monce tidak ada di rumah, hanya Bendelina dan anak-anaknya.
''Karena diduga sedang mabuk, Petrus menggigit sekujur tubuh anak saya yang bungsu, yang adalah keponakannya. Karena gigitan itu menimbulkan luka, Bendelina tak terima sehingga menghampiri Petrus memarahi dan menamparnya. Petrus keluar rumah dan melempar rumah. Saya hanya menegurnya dan dia pergi entah ke mana,'' ujar Bendelina.
Beberapa saat kemudian, kata Bendelina, Monce pulang ke rumah. Ia menceritakan kepada Monce bahwa Petrus menggigit anak mereka. Sontak saja Monce marah dan bersama Dance, adiknya mencari Petrus. Monce, suami Bendelina, menjelaskan, setelah mendengar pengaduan istrinya, ia pergi bersama adiknya mencari Petrus. '
'Kami mendapatkan Petrus di Terminal Tabun. Saya menghampiri Petrus dan menamparnya. Lalu menggiring dia naik sepeda motor. Namun, saat itu entah kenapa ulu hati Petrus menghantam stir sepeda motor. Kami membawa dia menuju rumah saya dan sesampai di sana, saya kembali menampar dia kemudian dia berlari entah ke mana. Saya mengejar Petrus, ketika hampir mendekatinya, Petrus terjatuh dan terguling berkali-kali. Melihat hal itu, saya mengangkatnya dan sempat menamparnya lagi,'' kata Monce.
Ia menjelaskan, setelah dibawa ke rumahnya, Petrus dibiarkan tergeletak di samping rumah.
''Melihat kondisinya yang kurang baik, saya memanggil ayah Petrus datang melihatnya. Karena dalam keadaan mabuk, kami tidak membawanya langsung ke rumah sakit. Baru keesokan harinya, Senin (6/1/2014), kami membawah dia ke Rumah Sakit Umum Prof. Dr. WZ Johannes Kupang untuk diperiksa.'' jelas Monce.
Anggota Polsek Alak, Mikael Wila Here, menjelaskan, untuk sementara polisi masih mendalami kejadian ini, karena baru menerima laporan dari keluarga korban, Kamis (9/1/2014). Berdasarkan laporan tersebut, demikian Mikael, personel Polsek Alak turun ke tempat kejadian perkara (TKP) melakukan olah TKP.
Mikael menjelaskan, selain olah TKP, polisi juga ke RSU WZ Johannes Kupang mengambil hasil keterangan dokter yang menangani perawatan Petrus, Rabu (8/1/2014).
Ia mengatakan, Dance, adik dari Monce yang diduga turut serta dalam penganiayaan terhadap Petrus, sudah menyerahkan diri. "Kami juga akan amankan Monce di Polsek Alak untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut," kata Mikael.
Berdasarkan keterangan Monce dan istrinya saat olah TKP, kata Mikael, mereka mengaku sempat menganiaya Petrus. Setelah itu mereka membawa Petrus ke RSU Johannes Kupang untuk penanganan medis.
Berdasarkan keterangan istri Monce pada saat dibawa ke rumah sakit, Senin (6/1/2014), karena Petrus mengalami pembekuan darah di ulu hati, seizin keluarga Petrus, dokter melakukan operasi untuk mengambil darahnya.
Namun, Kamis (9/1/2014), pukul 06.00 Wita, Petrus menghembuskan napas terakhir. Keluarganya membawa Petrus ke rumah orangtuanya di Tabun, Manulai 2