Senin, 29 September 2025

Penduduk Desa Gurabesi Dihantui Longsor dan Banjir Bila Hujan Turun Semalaman

Lazimnya orang akan tidur pulas bila hujan turun sepanjang malam. Tapi sebaliknya penduduk Desa Gurabesi ini malah susah pejamkan mata. Mengapa?

Tribunnews.com/ Agung Budi Santoso
Warga Desa Gurabesi, Distrik Jayapura Utara, Provinsi Papua, menunjukkan lokasi rawan longsor. Di lokasi ini, warga bahu-membahu menggelar penghijauan. 

Menggandeng mitra lokal, yakni KIPRa, Oxfam lantas memberikan pendidikan mencegah bencana, termasuk tindakan cepat bila bencana itu benar-benar datang, demi Pengurangan Risiko Bencana (PRB).

Muncul Tokoh Pelopor

Di mana ada bencana, biasanya memang muncul tokoh pelopor. Untuk Desa Gurabesi, muncul nama  Lidya Mofu. Ibu satu anak ini terpanggil untuk mengabdikan diri sebagai penggerak pencegahan bencana di kawasan ini.

Salah satunya menggerakkan warga desa untuk menggelar penghijauan di bukit-bukit sekitar desa yang dihuni sekitar 4.600 jiwa itu. "Apalagi selama ini penduduk amat tergantung pada kayu bakar untuk memasak di dapur. Ini tidak berbahaya kalau hutan terus ditebang tanpa ada penghijauan," kata Lidya.

Wanita yang bergelar sarjana hukum ini juga mengajak warga membersihkan sungai-sungai dan selokan sekitar rumah. Kemasan air mineral berbahan plastik malah dia daur ulang menjadi produk tas belanja. Hasil tas kerajinan berbahan daur ulang itu dia jual ke pasaran dengan harga Rp 50 ribu per buah. Lidya juga terlibat dalam pelatihan penyelamatan korban longsor dan banjir.

Meski berada dalam kawasan bahaya, ternyata tidak mudah menyerukan relokasi (pindah lokasi hunian) kepada warga. Karena penduduk sudah kadung menggantungkan hidup dari alam sekitar. Mereka kebanyakan jadi buruh dan nelayan.

"Pernah kami mendapat seruan untuk pindah ke daerah Arsol. Sebab penduduk kadung hidup sebagai nelayan. Sementara Arsol cuma bisa bercocok tanam," tutur Yohanis Waicang, Ketua TSBK  Kelurahan Gurabesi.

Namun dengan berbagai pelatihan dan peringatan dini, risiko menghadapi bahaya bisa ditekan seminimal mungkin. Penduduk mulai 'bersahabat' dengan bencana karena mereka makin paham langkah-langkah penyelamatan diri dari bahaya hingga membantu warga lain luput dari bencana.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan