Ratusan Murid Belajar Pakai Tikar
Kondisi pendidikan yang memprihatinkan ternyata masih ditemukan di Kota Bandung.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kondisi pendidikan yang memprihatinkan ternyata masih ditemukan di Kota Bandung.
Sekitar 200 murid kelas 3 dan 4 SD Negeri Sukarela 1 dan 2 di Jalan Mekarmulya No 40, Kelurahan Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, terpaksa belajar di atas tikar alias ngampar di luar kelas.
SD yang memiliki 500 murid itu hanya memiliki empat ruang kelas. Kelas 3 dan 4-lah yang mendapat bagian untuk belajar di luar. Halaman sekolah, yang seharusnya tempat bermain, digunakan untuk belajar empat kelas tanpa papan tulis, apalagi meja belajar.
Halaman yang berukuran 4 x 15 meter itu terletak di pinggir kelas dan harus dibagi empat tanpa sekat. Murid pun harus duduk berdesakan, nyaris bertumpuk beralaskan tikar.
Selain tak memiliki kelas, murid Sukarela pun hanya memiliki satu WC sehingga harus antre apabila ingin buang air kecil. Padahal idealnya 40 murid memiliki satu WC.
Melihat kondisi SDN Sukarela 1 dan 2 yang tidak memiliki ruang kelas memadai, Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial mengaku malu meneriakkan kata-kata Bandung Juara. "Saya malu teriak Bandung Juara karena masih ada ratusan murid SD belajar dengan ngampar (duduk di lantai, Red) di luar, padahal masuk Kota Bandung," ujar Oded saat meninjau SDN 1-2 Sukarela kemarin.
Oded merasa terharu, dengan segala keterbatasan fasilitas sekolah, murid SDN Sukarela 1 dan 2 tetap bersemangat untuk belajar. Bahkan mereka memiliki prestasi juara nasyid tingkat Kota Bandung, juara baca puisi aksara, juara jaipongan, dan prestasi lainnya.
Kepala SDN Sukarela Popon dan Camat Panyileukan Uum Sumiati mengatakan, mereka sudah mengajukan anggaran dan melaporkan kondisi SDN Sukarela sejak 2008, tapi belum terwujud walau sudah lima tahun anggaran.
"Kondisi sekolah SDN Sukarela sudah masuk musrenbang sejak tahun 2008, tapi belum terealisasi," ujar Uum.
Oded berjanji akan datang ke dewan dan mendesak agar mengalokasikan dana Rp 3 miliar untuk merelokasi SDN Sukarela. "APBD tahun 2014 hampir rampung dibahas. Saya akan paksakan harus masuk anggaran untuk SDN Sukarela untuk membeli lahan," ujar Oded.
Ia mengaku prihatin di ibu kota provinsi Jabar masih ada sekolah tak punya kelas, bangku, dan meja.
"Mudah-mudahan di Kota Bandung hanya terjadi di SD Sukarela ini. Kalau ada lagi, wah, tambah malu bilang Bandung Juara," ujar Oded.
Oded juga berseloroh kondisi SDN Sukarela yang memprihatinkan karena namanya Sukarela, jadi pemerintah memberikan bantuan sukarela juga.
Pernah Dianggarkan
Dihubungi secara terpisah, mantan wakil wali kota Bandung Ayi Vivananda mengatakan, pada masa kepemimpinannya, kondisi SDN Sukarela tidak dibiarkan begitu saja. Pada tahun 2012, kata Ayi, ia pernah datang ke SDN Sukarela. Bahkan telah meminta Kepala Dinas Pendidikan (saat itu) Oji Mahroji, untuk segera memperbaiki atau relokasi.
"Sebenarnya sudah dianggarkan oleh Disdik. Tetapi pengadaan tanah yang belum dilaksanakan karena belum ada lokasinya," ujar Ayi saat dihubungi melalui telepon selulernya, kemarin.
Kemudian Ayi mencari solusi. Alternatif selain relokasi adalah renovasi pada tahun 2013. "Mestinya sudah dibangun ke atas, tetapi karena tanahnya kecil jadi sulit direalisasi," tuturnya.
Ayi berharap Wali Kota Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Oded M Danial bisa meneruskan rencana tersebut, termasuk dukungan penganggaran dari DPRD Kota Bandung. (tsm)