Jumat, 3 Oktober 2025

Kembaran Ginan Keluar Dari Mulut

Kaki dan tangan Ginan Septian Nugraha, bayi berusia lima hari ini terus bergerak aktif.

Editor: Budi Prasetyo
TRIBUN JABAR / Siti fatimah)
Kembaran Ginan Keluar Dari Mulut 

TRIBUNNEWS.COM BANDUNG, - Kaki dan tangan Ginan Septian Nugraha, bayi berusia lima hari ini terus bergerak aktif.

Namun sayangnya, bayi berjenis kelamin lelaki ini tidak bisa menggerakkan kepalanya. Dari rongga mulutnya keluar tubuh lain namun tanpa kepala.

Ada dua kaki dan tangan yang semuanya tidak sempurna. Tubuh inilah yang membuat bayi asal Kampung Cikadu RT 28 RW 10 Desa Ciroyom Hilir, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat ini tidak bisa menggerakkan kepalanya. Ironisnya, mulut Ginan harus terus menganga karena adanya tubuh tersebut.

Anak ketiga dari pasangan Aep Supriatna (36) dan Yani Mulyani (33) ini lahir pada Kamis (19/9/2013) pukul 17.00 di rumah orangtuanya.

Saat lahir, Yani dibantu bidan setempat serta seorang parazi. Tidak disangka, Yani yang melahirkan secara normal ini mengeluarkan bayi namun ada dua tubuh. Satu bayi bertubuh normal, sedangkan satunya lagi tidak normal.

Bayi bertubuh normal yang diberi nama Ginan ini, tubuhnya sempurna. Ada kepala, dua tangan, dan dua kaki. Sedangkan tubuh satunya lagi yang keluar (bisa dibilang menempel) dari mulut Ginan, hanya tubuh yang besarnya seperti lengan orang dewasa. Namun ada dua kaki meski tidak sempurna. Satu kaki hanya memiliki delapan jari, kaki lainnya hanya empat jari.

Selain itu ada satu tangan yang hanya memiliki empat jari. Organ-organ tubuh tersebut juga tidak tumbuh sempurna.

"Saat lahir, di mulut bayi banyak keluar darah. Ternyata ada bayi lain tapi tanpa kepala," kata Ai Rohaeti (45), kakak kandung Yani, ibu kandung Ginan ditemui di ruang tunggu Neonatal Intensiv Care Unit (NICU) lantai satu Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Senin (23/9).

Menurutnya, setelah dibersihkan, bidan langsung membawa Ginan ke RS Cibabat, Cimahi. Namun hanya sesaat, Ginan langsung dirujuk ke RSHS. Saat itu, Yani tidak tahu kondisi anaknya. Hanya Aep yang tahu serta beberapa kerabat.

"Yani sempat tanya, kenapa bayinya langsung dibawa ke rumah sakit. Dia pengen lihat," katanya.

Hingga kini, Yani belum sekalipun melihat anak ketiganya tersebut. Keluarga kuatir Yani akan syok bila melihat anaknya tersebut. Namun karena hingga hari keempat ia juga tidak diperkenankan melihat bayinya dan terus bertanya-tanya. Ai dan Aep terpaksa menceritakan kondisi Ginan.

"Saya tanya, siap ngga kalau dikasih tahu kondisi anak kamu. Dia bilang siap, tapi setelah diberi tahu, dia nangis terus. Dan sampai sekarang tetap belum lihat Ginan," katanya.

Bukan hanya ibunya yang tidak tega melihat, Aep, ayahnya pun mengaku tidak tega. Ia hanya melihat beberapa kali, itu pun ada yang dilihatnya tidak langsung.

"Perasaan reuwas, nalangsa," kata Aep yang terus menunggu Ginan di RSHS.

Dituturkan lelaki yang bekerja sebagai penjual es cincau keliling ini, ia tidak memiliki firasat apa pun saat istrinya hamil. Terlebih dua anaknya yang lain Candra (15) dan Dea (13) lahir sempurna dan tumbuh sehat.

Bahkan istrinya yang beberapa kali periksa ke bidan, dinyatakan kehamilannya sehat dan ada satu bayi. Hanya saja, tetangga banyak bertanya karena perut Yani sangat besar. Berbeda dengan kehamilan sebelumnya. Apalagi hingga usia kandungan sembilan bulan, Yani tidak juga mengalami kontraksi atau tanda-tanda kelahiran.

"Ternyata, setelah sembilan bulan sepuluh hari, istri melahirkan anak kembar, tapi kembaran Ginan sudah mati, ngga ada kepalanya," katanya.

Kini ia berharap ada penanganan cepat pada Ginan. Selain kasihan dengan kondisi Ginan yang tidak bisa menutup mulutnya, istrinya yang kini masih berada di rumah orangtua Aep juga masih lemah kondisinya. Istrinya memang ingin ke RSHS, tapi berjalan juga masih sulit.
"Istri masih pendarahan (nifas). Darahanya banyak, tidak seperti waktu melahirkan dua anak saya yang lain," katanya.

Disinggung kondisi Yani saat hamil, Aep mengaku istrinya tersebut sejak usia kehamilan pertama hingga bulan keermpat susah makan. Baru setelah masuk bulan kelima, ada nafsu makan setelah minum susu. Istrinya juga tidak mengkonsumsi makanan yang aneh-aneh.

"Yah makan seperti adanya saja. Mungkin ini memang sudah jalan yang harus kami terima," katanya seraya mengatakan dari garis keturunan istrinya ada yang memiliki keturunan kembar.

Hasil pantauan Tribun, Ginan dirawat intensif di dalam inkubator di ruang NICU. Kedua kaki dan tangan Ginan bergerak aktif, namun kepalanya hanya bisa diam tanpa banyak bergerak dan terlihat terus miring ke arah kiri. Hal ini karena kembarannya yang keluar dari rongga mulutnya ukurannya cukup besar hingga membuat Ginan juga tidak bisa menutup mulutnya. Karena kondisi ini pula, Ginan hanya mendapat asupan cairan infus. (Siti fatimah)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved