Kamis, 2 Oktober 2025

Timor Leste Belajar PNPM di Indonesia

Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) melalui Kementerian Pembangunan Daerah Timor Leste, melakukan studi

Editor: Dewi Agustina

Laporan Wartawan Pos Kupang, Fredy Hayong

TRIBUNNEWS.COM, ATAMBUA - Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) melalui Kementerian Pembangunan Daerah Timor Leste, melakukan studi banding mempelajari Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Perkotaan di Indonesia. Daerah sasaran studi banding terutama di Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara (TTU) guna diadopsi untuk pemberdayaan masyarakat di desa terpencil.

Menteri Pembangunan Daerah Timor Leste, Dr Samuel Mendonca, menyampaikan hal ini usai bertemu Sekda Belu, Drs Petrus Bere, di Atambua, Kamis (12/9/2013). Turut mendampingi Menteri Samuel, Dirjen Pembangunan Daerah Timor Leste, Dr Miguel Carvalho, Bupati Baucau, Bupati Liquica, Bupati Manatuto, Perwakilan AusAID Timor Leste, Anne Te.

Samuel mengungkapkan, kehadiran mereka di Indonesia, khususnya di Belu dan TTU sesungguhnya untuk melihat dari dekat kemajuan PNPM di Belu dan TTU. Sebagai negara baru tentu perlu menimba ilmu di negara tetangga.

Berkenaan dengan program pemberdayaan masyarakat desa terpencil, kata Samuel, pemerintahannya memilih Belu dan TTU karena selama ini sudah menerapkan program PNPM-P. Didukung AUS-AiD, saat ini rancangan program sudah dilakukan tinggal menunggu realisasi di lapangan.

"Selama ini PNPM di Indonesia khususnya di NTT sudah jalan baik. Penerapan di lapangan itulah yang mau kita lihat untuk kita terapkan di negara kami. Ini pengalaman yang sangat berharga karena kami sudah lihat langsung penerapan PNPM di TTU," kata Samuel.

Menjawab pertanyaan Pos Kupang (Tribunnews.com Network) soal penganggaran, Samuel mengatakan di negaranya penentuan prioritas sudah dilakukan dimana alokasi anggaran untuk tahun pertama diarahkan ke semua senilai 50.000 Dollar USA, dan tahun berikutnya bisa ditingkatkan lagi anggarannya.

Sekda Belu, Petrus Bere, mengapresiasi positif kehadiran tim dari RDTL. Petrus meminta agar sejarah masa lalu harus dilupakan dan saat ini berpikir untuk "berperang" melawan kemiskinan.

"Musuh kita sekarang adalah kemiskinan. Kami selalu membuka diri kapan saja kita bangun dialog untuk mengangkat martabat masyarakat terpencil," ujar Bere.

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved