Sabtu, 4 Oktober 2025

Penyebaran Form Ukuran Kelamin Siswa Dihentikan Disdik Aceh

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh Anas M Adam, menyesalkan penyebaran form berisi pertanyaan ukuran alat kelamin kepada siswa SMP di Sabang.

Kompas.com/ Raja Umar
Kuisioner yang menanyakan ukuran kelamin dan payudara. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh Anas M Adam, sangat menyesalkan penyebaran form berisi pertanyaan ukuran alat kelamin kepada siswa SMP di Sabang.

Menurutnya, penyebaran form yang merupakan bagian dari pelaksanaan program Dinas Kesehatan tersebut, sebelumnya tidak pernah dikoordinasikan.

"Kami baru tahu setelah ada pemberitaan kemarin, ada program tersebut yang berasal dari Dinas Kesehatan, karena sebelumnya program tersebut tidak ada koordinasi dengan dinas terkait," kata Anas, Kamis (5/9/2013).

"Seharusnya, disosialisasikan dulu setiap ada program untuk siswa, karena tidak semua budaya di Indonesia sama. Kalau di Aceh hal seperti itu sangat tabu dan bertentangan dengan nilai-nilai syariat Islam," tegasnya.

Namun, Anas menuturkan, program tersebut sudah diminta untuk segera dihentikan di seluruh sekolah di Provinsi Aceh. Dia juga mengimbau, seluruh sekolah di Aceh untuk lebih selektif setiap menerima program-program yang masuk ke sekolah.

Sebelumnya, Erlina (40), salah satu orangtua siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Sabang, Provinsi Aceh, kaget saat mengetahui anaknya harus mengisi kuesioner tentang kesehatan dengan pertanyaan ukuran kelamin dan payudara.

"Saya kaget saat melihat kuesioner yang dibawa pulang oleh anak saya ke rumah yang diberikan oleh guru dari sekolah tentang data kesehatan siswa karena berisi soal pertanyaan tentang ukuran kelamin dan payudara siswa," bebernya kepada Kompas.com, Kamis (5/9/2013).

Kertas soal tersebut, kata Erlina, berjumlah enam halaman. Halaman pertama, soalnya masih wajar karena pertanyaannya tentang kesehatan dan penyakit yang pernah diderita siswa. Namun, saat melangkah ke halaman lima, terdapat pertanyaan ukuran kelamin dan payudara serta gambar-gambar alat reproduksi di dalam lembar soal kuesioner tersebut.

"Menurut saya, pertanyaan seperti itu tidak wajar untuk anak siswa kelas 1 SMP sehingga saya melarang anak saya, Muhammad Hafis Razak (12), untuk mengisi kuesioner tersebut," tegas Erlina saat dihubungi Kompas.com tadi malam.

Belum jelas tujuan dari kuesioner tersebut. Namun, di halaman pertama, tertulis bahwa "kuesioner di bawah ini merupakan prosedur pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan kesehatan siswa agar dapat dilakukan upaya penanganan sedini mungkin sehingga dapat mendukung proses belajarmu untuk meningkatkan prestasi"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved