BATAN Lakukan Rekayasa Genetika Padi Rojolele
Padi Rojolele akan di-iradiasi dengan teknologi nurklir. Namun iradiasi tersebut merupakan upaya untuk memperpendek jangka waktu panen
Laporan Reporter Tribun Jogja, Obed Doni Ardiyanto
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Padi Rojolele akan di-iradiasi dengan teknologi nurklir. Namun iradiasi tersebut merupakan upaya untuk memperpendek jangka waktu panen jenis tanaman padi yang membutuhkan waktu enam bulan untuk sekali panen. Rekayasa genetik tersebut akan dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dalam waktu dekat.
"Kami telah berhasil me-iradiasi padi jenis Pandan Wangi dengan turunan namanya Pandan Putri. Karena itu kami akan mencoba pada Rojolele dengan harapan dapat memperpendek panennya sekitar 110 hingga 120 hari dengan peningkatan jumlah produksi 30 sampai 40 persen, seperti yang telah dilakukan pada Pandan Wangi. Upaya ini sampai dapat digunakan para petani kemungkinan membutuhkan waktu dua tahun," tutur Sekretaris Utama BATAN, Taswanda, kepada Tribunjogja.com, di Klaten, Rabu (3/7/2013).
Mengenai hasil iradiasi dengan teknologi nuklir tersebut, dia mengatakan jika hasil tanaman yang nanti dapat dikonsumsi masyarakat aman bagi kesehatan. "Yang di-iradiasi ialah benih sumber (bibit pertama). Setelah itu kita melihat tanam, dan sampai keturunan keempat atau kelima bisa dikonsumsi, sehingga aman," katanya.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Penandatangan Kesepakatan Bersama (MoU) antara Pemkab Klaten dengan BATAN tentang pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir untuk kesejahteraan masyarakat Klaten. Penandatanganan MoU itu dilakukan di Ruang B2 Kantor Pemkab Klaten, Rabu (3/7/2013).
"Dengan kerjasama untuk memanfaatkan teknologi nuklir, kami salah satunya akan mengerjakan Rojolele. Kerjasama ini tentu sangat membanggakan bagi kami. Sebuah kabupaten lagi, yaitu Klaten, bergabung untuk memanfaatkan teknologi nuklir bersama dengan kami," pungkas Taswanda. (TRIBUNJOGJA.COM)