Empat Pendemo Diduga Tertembak di Cianjur
Ribuan orang mnedatangi PT Megatop, perusahaan penambangan pasir besi yang berada di bibir pantai Cianjur
Editor:
Hendra Gunawan
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Saep Lukman, mengaku prihatin dengan adanya kabar dugaan korban tembak yang dialami empat pendemo di PT Megatop, Desa Sukapura, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, kemarin. "Warga sudah lama melakukan protes terkait tambang pasir besi di Cianjur Selatan," kata Saep kepada Tribun melalui ponselnya.
Menurut dia, adanya penambangan pasir secara besar-besaran itu mengakibatkan puluhan kilometer jalan di Kabupaten Cianjur rusak. Itu disebabkan truk-truk tronton yang mengangkut pasir besi melebihi tonase. "Paling parahnya penambangan pasir itu merusak sejumlah situs pantai di wilayah tersebut sehingga mengancam perubahan lingkungan pantai," kata Saep.
Kepala Bidang Hubungan Kemasyarakatan (Kabid Humas) Kepolisan Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) Kombes Pol Martinus Sitompul menegaskan tidak ada korban luka tembak pada unjuk rasa di wilayah Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, sekitar pukul 11.00, kemarin.
Pada unjuk rasa itu, tercatat 15 anggota kepolisian mengalami luka terkena lemparan batu, sedangkan tiga orang dari massa dilarikan ke Puskesmas di Wilayah Sindangbarang.
"Isu yang berkembang, bahwa ada pengunjuk rasa yang tertembak peluru tajam, itu tidak benar. Fakta yang sesuai dengan hasil pengecekan di Puskesmas Sindang Barang, ada tiga orang yang luka. Atas nama Tibyan, Asep, dan Mustopa. Ketiganya, sudah diperbolehkan pulang. Lukanya ada yang di dada, tangan, pinggang, lecet-lecet," kata Martinus saat dihubungi Tribun.
Kabid Humas mengungkapkan, sampai dengan sekitar pukul 17.30 kemarin, tidak ditemukan adanya korban luka tembak peluru tajam. "Untuk membubarkan massa petugas Polri menggunakan tembakan peringatan dengan gas air mata dan peluru karet. Bukan peluru tajam," ujar Kabid Humas. (cis/dic)